SEJARAH
SEBAGAI PERISTIWA DAN KISAH
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar ilmu sejarah
yang
dibina oleh Ibu Indah Wahyu Puji Utami,M.Pd
oleh
Adinda Amalia F. 150731604201
Bagus Prabowo S.
150731601081
Maria Angelika
A.N 150731601728
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN SEJARAH
Oktober
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sejarah
merupakan ilmu mengenai masa lalu. Sejarah juga berarti peristiwa yang telah
terjadi pada masa lalu. Tapi tidak semua peristiwa yang telah terjadi disebut
sejarah. Ada kriteria tertentu peristiwa dikatakan sebagai sejarah. Antara lain
seperti sejarah sebagai peristiwa dan kisah.
Sejarah juga biasa diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang sebab-akibat (kausalitas). Untuk para sejarawan yang
paling penting adalah meyakinkan para pembaca bahwa sejarah yang di tulisnya
benar-benar terjadi pada masa lalu dengan menghadirkan bukti-bukti yang akurat
dan sudah diteliti terlebih dahulu.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud sejarah sabagai peristiwa?
2. Apa
yang dimaksud dengan sejarah sebagai kisah?
3. Bagaimana
contoh dari sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah?
C.
TUJUAN
MASALAH
1. Untuk
mengetahui pengertian sejarah sebagai
peristiwa
2. Untuk
mengetahui pengertian sejarah sebagai kisah
3. Mengetahui
contoh-contoh dari sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah
BAB
II
PEMBAHASAN
Sejarah berasal dari bahasa
Arab, yakni Syajarotun yang berarti pohon. Sejarah ibarat sebuah pohon yang tumbuh dan
berkembang, dari hal yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Sejarah
dalam bahasa Inggris disebut sebagai history yang memiliki arti cerita masa
lampau. Sejarah juga berasal dari bahasa Jerman, geschicht yakni sesuatu yang
telah terjadi. Dari berbagai bahasa tersebut dapat disimpulan pengertian
sejarah yaitu peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Berikut akan diuraikan
sejarah sebaga peristiwa, kisah.
Sejarah sebagai peristiwa
adalah sesuatu yang terjadi pada masyarakat
manusia di masa lampau. Pengertian masyarakat manusia dan pada masa lampau adalah suatu yang penting
dalam definisi sejarah. Sebab kejadian yang tidak memiliki hubngan dengan
kehidupan dengan masyarakat manusia (dalam pengertian disini) bukanlah suatu
peristiwa sejarah. Karena itu,konsep siapa yang menjadi subjek dan objek
sejarah serta konsep waktu.,keduanya menjadi penting. Sejarah sebagai peistiwa
sering pula disebut sejarah sebagai kenyataan dan sejarah serba objektif
(ismanun,1993:279). Artinya peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar terjadi
dan didukung oleh bukti-bukti yang menguatkan ,seperti saksi
mata,peninggalan-peninggalan,dan catatan-catatan.
Manusia pada
umumnya tidak dapat mengingat seluruh kejadian yang dialaminya dan tidak
selamanya ia dapat diingat suatu kejadian saja secara lengkap. Maka dari itu
banyak kejadian di masa lampau ”hilang” dan diantara yang ”hilang’ itu sebagian
besar belum dapat ditemukan kembali. Tulisan adalah alat yang diciptakan
manusia untuk menyatakan pikirannya. Tulisan dapat bertahan jauh lebih lama
daripada ucapan. Tulisan membantu manusia dalam mengingat-ingat. manusia dengan
ingatan terbatas dapat menyimpan kejadian-kejadian yang dialaminya didalam
tulisan. Dalam sejarah dengan sendirinya tulisan menduduki tempat yang penting
dalam arti sempit sejarah juga berarti zaman ketika manusia telah mengenal
tulisan.
Selain
itu,dapat pula peristiwa itu diketahui dari sumber-sumber yang bersifat lisan
yang disampaikan dari mulut ke mulut. Apapun bentuknya,peristiwa sejarah baru
diketahui apabila ada sumber yang sampai kepada sejarawan dan digunakan untuk
menyusun peristia berdasarkan sumber. Suatu caerita sejarah sangat tergantung
oleh kemahiran sejarawan itu sendiri dan kelengkapan sumber yang tersedia. Ciri utama dari
Sejarah sebagai peristiwa adalah sebagai berikut.
- Abadi,
Karena
peristiwa tersebut tidak berubah-ubah. Sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan
tidak akan berubah ataupun diubah. Oleh karena itulah maka peristiwa tersebut
atas tetap dikenang sepanjang masa.
- Unik,
Karena
peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang
jika ingin diulang tidak akan sama persis.
- Penting,
Karena
peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi seseorang bahkan dapat pula
menentukan kehidupan orang banyak.
Tidak semua peristiwa
dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui
melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang
telah terjadi. Agar sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah maka harus
memenuhi ciri-ciri berikut ini.
- Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia baik sebagai individu maupun kelompok.
- Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan dimana)
- Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain, contoh: peristiwa ekonomi yang terjadi bisa disebabkan oleh aspek politik, sosial dan budaya
Contoh dari sejarah sebagai peristiwa adalah seperti peristiwa
kerajaan majapahit,pertempuran Surabaya,perang dunia 1 dan 2,masuknya Indonesia
sebagai anggota PBB.
Sejarah sebagai kisah
Artinya kejadian masa lalu dibangun kembali
berdasarkan ingatan atau penafsiran seseorang. Sejarah sebagai kisah merupakan
gambaran masa lalu tentang manusia baik sebagai individu maupun sebagai mahluk
sosial, yang disusun secara ilmiah meliputi urutan fakta masa tersebut, dengan
diberi tafsiran serta penjelasan yang memberi pengertian tentang apa yang telah
berlalu itu. Sejarah sebagai kisah merupakan sesuatu karya yang dipengaruhi
oleh subjektivitas sejarawan. Bersifat subjektif memuat unsur-unsur dari
subjek,si penulis atau sejarawan sebagai subjek turut serta mempengaruhi atau
memberi “warna”, atau “rasa” sesuai dengan “kacamata” selera subjek
(kartidirdjo,1992:62). Oleh karena itu, tidak aneh jika sejarah sebgai kisah
sering disebut”sejarah serba subjektif”. Sejarah sebagai
sebuah kisah dapat berbentuk lisan dan tulisan.
- Bentuk lisan, Contoh penuturan secara lisan baik yang dilakukan oleh seorang maupun kelompok tentang peristiwa yang telah terjadi.
- Bentuk tulisan, dapat berupa kisah yang ditulis dalam buku-buku sejarah.
Sejarah sebagai kisah
dapat berupa narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran
manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau.
Sejarah sebagai kisah dapat diulang, ditulis oleh siapapun dan kapan saja.
Untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah diperlukan fakta-fakta yang diperoleh
atau dirumuskan dari sumber sejarah. Tetapi tidak semua fakta sejarah dapat
diangkat dan dikisahkan hanya peristiwa penting yang dapat dikisahkan.
Faktor yang harus
diperhatikan dan mempengaruhi dalam melihat sejarah sebagai kisah, adalah
sebagai berikut.
- Kepentingan yang diperjuangkannya
Faktor
kepentingan dapat terlihat dalam cara seseorang menuliskan dan menceritakan
kisah/peristiwa sejarah. Kepentingan tersebut dapat berupa kepentingan pribadi
maupun kepentingan kelompok. Contoh: Seorang pencerita biasanya akan
lebih menonjolkan perannya sendiri dalam suatu peristiwa. Misalnya, seorang
pejuang akan menceritakan kehebatanya dalam menghadapai penjajah.
- Kelompok sosial dimana dia berada
Dalam
hal ini adalah lingkungan tempat ia bergaul, berhubungan dengan sesama pekerjaannya
atau statusnya. Darimana asal pencerita sejarah tersebut juga mempengaruhi cara
penulisan sejarah. Contoh: Seorang sejarawan akan menulis sejarah dengan
menggunakan kaidah akademik ilmu sejarah sedang seorang wartawan akan menulis
sejarah dengan bahasa wartawan.
- Perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya
Pengetahuan
dan latar belakang kemampuan ilmu yang dimiliki pencerita sejarah juga
mempengaruhi kisah sejarah yang disampaikan. Hal tersebut dapat terlihat dari
kelengkapan kisah yang akan disampaikan, gaya penyampaian, dan interpretasinya
atas peristiwa sejarah yang akan dikisahkannya.
- Kemampuan bahasa yang dimilikinya
Pengaruh kemampuan bahasa seorang
penutur/pencerita sejarah sebagai kisah terlihat dari hasil rekonstruksi
penuturan kisah sejarah. Hal ini akan sangat bergantung pada kemampuan bahasa
si penutur kisah sejarah
Contoh sejarah sebagai kisah adalah kisah
mengenai Sultan Iskandar Muda dalam Hikayat Aceh. Dalam hikayat ini diceritakan
cukup detail mengenai masa kecil Iskandar Muda hingga ia memerintah Kerajaan
Aceh dengan cukup bijaksana. Di sini kita melihat sosok positif dari sultan
tersebut karena yang menulis hikayat pun adalah orang dalam Aceh. Dengan
demikian sejarah sebagai kisah subjektif sifatnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sejarah
sebagai peristiwa adalah peristiwa
atau kejadian yang menyangkut manusia berlangsung setiap saat secara kronologis
di seluruh dunia. Setiap peristiwa yang telah terjadi dapat dikategorian dalam
peristiwa sejarah. Sehingga yang dimaksud sejarah sebagai peristiwa adalah
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi, yang hanya sekali terjadi dan tidak
mungkin diulangi lagi.
2. Sejarah sebagai kisah
adalah cerita atau kisah tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. Beberapa
peristiwa yang telah berlalu ternyata memiliki kesan yang mendalam, sehingga
berusaha untuk diungkapkan kembali dalam bentuk cerita atau kisah.
Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi meninggalkan jejak-jejak yang dapat
dijadikan sumber untuk penelusuran kembali tentang bagaimana sesungguhnya
peristiwa itu terjadi. Ada prosedur dan proses tertentu yang disebut metode
sejarah yang harus dilalui dalam penyusunan kembali ( rekonstruksi ) sesuatu
peristiwa sejarah sehingga kisah yang dihasilkan obyektif dan mendekati
peristiwa yang sebenarnya.
Saran
1. Sebagai
anak muda generasi penerus bangsa perlu bagi kita untuk mengetahui sejarah demi
terwujudnya masa depan yang lebih baik
2. Seperti yang sering kita dengar “Belajarlah
dari sejarah” atau “sejarah mengajarkan kepada kita” atau “perhatikanlah
pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh sejarah”.
Daftar Rujukan
Ismaun.1993.Model ilmu pengetahuan sosial 9:Pengantar
ilmu sejarah.Jakarta:gramedia
Kartodirdjo,sartono.Pengantar ilmu social dalam metodologi
sejarah.Jakarta:gramedia
Supardan,dadang.Pengantar ilmu social: Sebuah kajian
pendekatan structural.Jakarta:bumi aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar