INTERPRETASI
DAN IMAJINASI SEJARAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak prof hariyono M.pd
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak prof hariyono M.pd
Dan ibu indah
Oleh
Ahmad Fahmil Aziz (150731603610)
Dian ternando (150731607064)
Frisca anggraini (150731602107)
Siti arifah (150731603403)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGAM
STUDI PEDIDIKAN SEJARAH
Oktober
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah
merupakan suatu sub bidang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masa lalu
yang terkait oleh aspek spasial dan aspek temporal tetapi tidak bisa terulang
kembali. Dalam pembahasannya, sejarah selalu mengalami perkembangan karena
sejarah bersifat terbuka dan berkesinambungan. Untuk mengetahui dan mencari makna
dalam peristiwa-peristiwa sejarah diperlukan adanya penelitian. Penelitian
sejarah pada dasarnya memiliki tahap-tahap penelitian yang secara umum sering
disebut sebagai metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah memiliki 4
tahap proses penelitian yaitu heuristik, kritik sumber, Interpretasi dan
historiografi.
Sejarah merupakan peristiwa masa
lampau yang memerlukan interpretasi dan imajinasi dalam pengembangannya.
Interpretasi dan Imajinasi diperlukan untuk menyesuaikan peristiwa sejarah yang
hendak ditelit dan dipelajari agar pengembangan sejarah tidak berlebihan dalam
hal-hal yang mungkin dapat menguntungkan ataupun merugikan dan tidak mengandung
fiksi belaka yang dapat mengurangi ke benaran dalam sejarah.
Interpretasi dan imajinasi memberikan
peran yang sangat penting dalam menentukan fakta-fakta sejarah. Interpretasi
peristiwa-peristiwa sejarah didasarkan pada jejak-jejak peninggalan sejarah
yang dapat dijadikan sebagai sumber sejarah. Interpretasi mengandung unsur
imajinasi yang diperlukan untuk membuat kisah sejarah hidup dan menarik.
Penggunaan gaya bahasa dalam menginterpretasikan peristiwa-peristiwa sejarah
diperlukan untuk merangkai kisah sejarah menjadi lebih menarik.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Interpretasi dan Imajinasi dalam Sejarah
?
2.
Bagaimanakah hubungan interpretasi dan Imajinasi dalam sejarah
?
3.
Apa tujuan Interpretasi dan Imajinasi dalam sejarah
?
1. Untuk mengetahui pengertian interpretasi dan imajinasi dalam sejarah
2. Mengetahui bagaimana hubungan interpretasi dan imajinasi dalam sejarah
3.
Untuk mengetahui tujuan interpretasi dan imajinasi dalam sejarah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Imajinasi Dan Interpretasi Sejarah
Menurut
kamus besar bahasa indonesia imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan
atau meciptakan suatu gambar mengenai kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang. Imajinasi secara umum merupakan kekuatan atau proses
menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknik dipakai dalam
psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang
terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sedang imajinasi dalam ilmu sejarah
adalah sebuah pemikiran yang terbentuk sebuah kontruksikan peristiwa-peristiwa
sejarah untuk menghasilkan bayangan-bayangan, citra atau ide tentang sesuatu
dibenak manusia.
Sedangkan
interpretasi adalah proses
komunikasi melalui lisan atau gerakan
antara dua atau lebih pembicara yang tidak dapat menggunakan simbol-simbol yang
sama, baik secara simultan atau interpretasi berurutan. Menurut definisinya
interpretasi hanya dapat hanya dapat di gunakan sebagai metode jika dibutuhkan.
Suatu interpretasi dapat merupakan suatu bagian dari presentasi penggambaran
informasi yang diubah untuk menyesuaikan suatu kumpulan simbolyang spesifik. Interpretasi dalam ilmu sejarah bisa disamakan dengan
penafsiran yaitu suatu metode penelitian sejarah yang berupa penggambaran
informasi, baik dari lisan, tulisan, gambar, atau berbagai bentuk bahasa lainnya.
Penggambaran dapat muncul sewaktu penafsir melakukan penelitian terhadap suatu
objek dengan menempatkannya pada kerangka pengalaman dan pengetahuan yang lebih
luas, baik secara sadar ataupun tidak.
2.2 Hubungan Interpretasi Dan Imajinasi Dalam Sejarah
Imajinasi sangat berperan penting dalam dunia kesejarahan. Para sejarawan pasti membutuhkan bukti dan
fakta-fakta dalam melakukan penelitiannya. Bisa dikatakan fakta adalah landasan
bagi sejarawan untuk berimajinasi. Menurut Sartono Kartodirjo dalam Pendekatan
Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah, unsur imajinasi sejarawan sangat berperan penting
bagi penyusunan fakta-fakta dari sebuah kejadian sejarah untuk menghasilkan
sesuatu yang utuh. Imajinasi sangat berkaitan erat dengan interpretasi, begitu
juga dengan fantasi. Tetapi biasanya fantasi lebih condong pada khayalan yang
tidak terarah. Imajinasi dapat didukung oleh interpretasi yang hanya sebagai
perekat antara fakta-fakta sejarah. Menurut Kuntowijoyo’’Perbedaan sejarah dan
sastra terletak pada struktur dan substansinya. Sejarah adalah sejarah sebagai
ilmu, dan sastra adalah sastra sebagai imajinasi “
Imajinasi yang berlebihan mengakibatkan objek yang di imajinasikan bisa jauh dari keadaan yang sebenarnya. Oleh karen itu butuh pembatas yang jelas tentang penginterpretasian imajinasi tersebut. Dalam hal ini pembatas yang dilakukan adalah membatasi imajinasi-imajinasi yang berkembang dalam keadaan yang sebenarnya terjadi.
Dalam hal ini dapat dibedakan antara imajinasi dalam sejarah dan imajinasi dalam interpretasi fiksi. Imajinasi sejarah biasanya dilakukan oleh sejarawan dalam mengungkapkan kejadian yang tidak sebenarnya. Sedangkan imajinasi fiksi disebutkan sebagai ungkapan imajinasi yang berkembang tanpa batas. Contoh imajinasi dalam sejarah yaitu sejarawan dapat berimajinasi mengenaihutan, desa, dan bukit-bukit pada perang aceh dan perlawanan Cut Nyak Dien melewati hutannya dll.
Kita dapat memulai petualangan yang bermanfaat dalam penelitian sejarahhanya dengan mengidentifikasikan suatu masalah yang membingungkan dan merumuskannya dengan benar. Dalam hal ini, sejarawan harus bisa menginterpretasikan masalah yang sesuai dengan materi yang sesungguhnya. Dan pada saat inilah imajinasi dalam sejarah diperlukan. Imajinasi dalam interpretasi dan eksplanasi dapat digunakan di saat kasus yang sulit dan menjadi penghalang dalam menginterpretasikan masalah.
2.3 Tujuan Interpretasi Dan Imajinasi Dalam Sejarah.
Imajinasi yang berlebihan mengakibatkan objek yang di imajinasikan bisa jauh dari keadaan yang sebenarnya. Oleh karen itu butuh pembatas yang jelas tentang penginterpretasian imajinasi tersebut. Dalam hal ini pembatas yang dilakukan adalah membatasi imajinasi-imajinasi yang berkembang dalam keadaan yang sebenarnya terjadi.
Dalam hal ini dapat dibedakan antara imajinasi dalam sejarah dan imajinasi dalam interpretasi fiksi. Imajinasi sejarah biasanya dilakukan oleh sejarawan dalam mengungkapkan kejadian yang tidak sebenarnya. Sedangkan imajinasi fiksi disebutkan sebagai ungkapan imajinasi yang berkembang tanpa batas. Contoh imajinasi dalam sejarah yaitu sejarawan dapat berimajinasi mengenaihutan, desa, dan bukit-bukit pada perang aceh dan perlawanan Cut Nyak Dien melewati hutannya dll.
Kita dapat memulai petualangan yang bermanfaat dalam penelitian sejarahhanya dengan mengidentifikasikan suatu masalah yang membingungkan dan merumuskannya dengan benar. Dalam hal ini, sejarawan harus bisa menginterpretasikan masalah yang sesuai dengan materi yang sesungguhnya. Dan pada saat inilah imajinasi dalam sejarah diperlukan. Imajinasi dalam interpretasi dan eksplanasi dapat digunakan di saat kasus yang sulit dan menjadi penghalang dalam menginterpretasikan masalah.
2.3 Tujuan Interpretasi Dan Imajinasi Dalam Sejarah.
Tujuan
interpretasi biasanya adalah untuk meningkatkan pengertian, tapi kadang-kadang,
seperti pada propaganda atau cuci otak, tujuannya justru untuk mengacaukan
pengertian dan membuat kebingungan. Tetapi interpretasi masih bisa di rumuskan
dengan benar bila kita dapat mengidentifikasikan suatu masalah yang membingungkan.
Interpretasi atau penafsiran sejarah disebut juga dengan analisis sejarah.
Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang
diperoleh dari sumber-sumber. Jadi interpretasi untuk mendapatkan makna dan
saling hubungan antara fakta yang satu dengan yang lainnya. Data atau sumber
sejarah yang dikritik akan menghasilkan fakta yang akan digunakan dalam
penulisan sejarah. Namun demikian, sejarah itu sendiri bukanlah kumpulan dari
fakta, parade tokoh, kronologis peristiwa, atau deskripsi belaka yang apabila
dibaca akan terasa kering karena kurang mempunyai makna. Fakta-fakta sejarah
harus diinterpretasikan atau ditafsirkan agar sesuatu peristiwa dapat
direkonstruksikan dengan baik, yakni dengan jalan menyeleksi, menyusun,
mengurangi tekanan, dan menempatkan fakta dalam urutan kausal.
Sedangkan dengan berimajinasi, seseorang akan dapat
menggambarkan tentang kejadian yang berlangsung pada suatu waktu., dengan
berdasarkan pada fakta. Fakta menjadi landasan sejarawan untuk berimajinasi
Namun ada batasan imajinasi dalam sejarah, yaitu tidak melakukan penganiayaan
terhadap data historis, meski ia bebas melakukan interpretasi dan pengembangan.
Penganiayaan di sini dalam arti imajinasi yang berlebihkan dalam analisisnya.
Adapun peran imajinasi dalam analisis sejarah terutama membantu mencari kaitan
antar fakta sehingga dapat dibandingkan. Fakta adalah bagian penting dalam
memunculkan imajinasi seperti batu bata yang tersusun kemudian direkatkan
secara apik hingga menjadi satu bangunan yang kuat. Ungkapan ini merupakan
ungkapan yang cocok untuk menggambarkan kedudukan dan peran imajinasi dalam
analisis. Imajinasi berkaitan erat dengan interpretasi demikian pula dengan
fantasi. Sebagai contoh, dalam imajinasi sejarah, seorang sejarawan harus mampu
untuk berimajinasi tentang sejarah yang akan digalinya. Misalnya, dalam Perang
Aceh, ia (sejarawan) harus mampu berimajinasi mengenai pantai, hutan, desa,
meunasah, istana, mesjid, dan bukit-bukit. Mungkin ia akan bisa memahami Teuku
Umar melalui pemahaman imajinernya tentang pantai, erlawanan Tjoet Nyak Dhien
melalui hutannya, dan penyebaran cita-cita perang Sabil lewat imajinasinya
tentang desa, meunasah, dan mesjid (Kuntowijoyo, 2001:70)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam dunia sejarah peran imajinasi dan interpretasi sangatlah penting. Imajinasi dan
interpretasi sangat berhubungan dalam menentukan fakta-fakta dalama sejarah
karena interpretasi belum bisa di katakan selesai tanpa adanya imajinasi dari
sejarawan dan dengan adanya kedua itu maka terjadilah suatu fakta sejarah yang
memungkinkan adanya sumber-sumber sejarah baru. Oleh karena itu sejarawan
dituntut untuk menginterpretasikan suatu masalah dengan objektif dan disinilah
imajinasi dalam sejarah diperlukan. Dalam interpretasi, imajinasi
diperlukan untuk membayangkan kejadian masa lampau yang tidak mungkin terulang,
karena kitapun tidak dapat memutar waktu atau berkunjung kemasa lampau.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,M.1963.pengantar sejarah Indonesia.Yogyakarta:LKiS.
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya
Kamus besar bahasa indonesia.
Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori & Metodologi Sejarah.
Yogyakarta: graha ilmu
Saifuluni.blogspot.com/2010/03/interprestasi-html.
Di akses tanggal 5 oktober
Duniakita-ind.blogspotcom/2013/01/apa-yang-dimaksud-imajinasi-html.
Di akses tanggal 5 oktober.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar