LATAR
BELAKANG MUNCULNYA PAHAM MARXISME BESERTA PERKEMBANGANNYA
Frisca Anggraini, Maria Angelika
Ngamput, Muhammad Haris Akbar, Nu’aim Hammad Asy-Sya’bi, Tutut Try Wulan
Virgawati
Abstrak:
Marxisme adalah suatu pandangan yang berasal dari pemikiran Karl Marx.
Pemikiran dari Karl Marx ini menggabungkan pemahaman mengenai ekonomi, ilmu
politik, sejarah dan filsafat. Para pengikut dari teori Marxisme ini disebut
dengan paham Marxis. Terdapat dua pandangan Marxisme dalam aliran Karl Marx
yaitu Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis.
Kata
Kunci: Marxisme, Karl Marx, Borjuis dan proletar.
PENDAHULUAN
Marxisme adalah suatu pandangan
yang bersumber pada pandangan-pandangan yang berasal dari Karl Marx. Karl Marx
yang menyusun sebuah teori besar yang berkaitan mengenai sistem ekonomi, sistem
sosial dan sistem politik. Para pengikut dari teori Marxisme ini disebut dengan
Marxis. Teori-teori Marxisme yang banyak dikenal dalam sosiologi juga sering
digunakan dalam mengkaji peristiwa-peristiwa sejarah. Marxisme merupakan suatu
pandangan duniayang menyeluruh, tunggal dan tidak terbagikan.
Karl Marx ini
menggabungkan pemahaman mengenai ekonomi, ilmu politik, sejarah dan filsafat
dengan alasan agar kita dapat memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dunia.Dalam pandangannya kebutuhan dasar ekonomi manusia akan barang seperti
makanan dan tempat tinggal membentuk semua ciri masyarakat termasuk kedalam
politik, seni, sastra, agama dan hukum. (W. Mansbach, Richard& L. Rafferty,
Kristen. 2012:47). Marxisme beranggapan bahwa suatu pengetahuan mengenai
ekonomi tidaklah cukup bagi suatu pemahaman mengenai sejarah masyarakat. Akan
tetapi ideologi dan kesadaran sosial juga wajib untuk dipelajari dan dipahami.
Terdapat dua pandangan
Marxisme dalam aliran Karl Marx yaitu Materialisme Dialektika dan Materialisme
Historis. Pemikiran Karl Marx selalu dihubungkan dengan Materialisme dialektik
dan secara keseluruhan dipengaruhi oleh Hegel maupun Feuerbach. SedangkanKarl
Marx mengikuti Feurbach yang cendreung bersikap kritis terhadap kesetiaan dan
Hegel yang kritis terhadap filsafat idealis. Sebagai penganut ideologi
Naturalis seperti yang dianut Hegel maka Karl Marx berusaha untuk
menyempurnakan teori dari Hegel. Karena menurut Karl Marx Hegel selalu berfokus
pada idealis dan tidak abstrak maka kemudian Karl Marx mengkritisi teori Hegel
agar lebih bersifat material seperti pada aspek ekonomi (Ritzer & Goodman, 2003: 26). Sumbangan Hegel yang
terpenting adalah sistem dialektikanya, sedangkan sumbangan Feuerbach yang
terpenting adalah kritiknya terhadap idealisme Hegel.
Menurut Karl Marx dalam
Darsono (2007: 64-94), materialisme historis atau sosiologi marxisme
mengajarkan mengenai:
a. Kesadaran
sosial melahirkan
kesadaran sosial
b. Hukum
umum perkembangan masyarakat
c. Basis
dan bangunan atas
d. Klas dan
perjungan kelas
e. Negara
dan revolusi
f. Peranan
masa dan pimpinan dalam sejarah.
Riwayat Hidup Karl Marx
Karl
Henrich Marx atau lebh dikenal dengan nama Karl Marx lahir di Trier, Prussia
(sekarang Jerman), pada 5 Mei 1818. Ayahnya yang merupakan seorang pengacara
menjadikan kehidupan di keluarga Karl Marx cukup makmur dan tergolong sebagai
kelas menengah profesional. Keluarga Marx dapat dikatakan sejahtera di Jerman
mengingat latar belakang kedua orang tua Karl Marx sangat kental dengan yahudi.
Ayah Karl Marx, Baruch Marx memiliki garis keturunan yahudi tulen, dimana dalam
keturunan Marx banyak yang menjadi seorang rabi, sementara ibunya, Henriette
merupakan anak pemimpin paduan suara di sinagog Nijmegen di Belanda (Small.
2014 : 5-6). Karl Marx merupakan anak kedua dari lima bersaudara, ia memiliki
hubungan yang tidak terlalu dekat dengan saudaranya kecuali dengan salah satu
saudarinya yang kelak akan tinggal di Cape Town.
Karl
Marx muda bersekolah di Tryer Gymnasium. Sekolah tersebut merupakan sekolah
khusus untuk anak laki laki yang berasal dari latar belakang keluarga kelas
menengah pada masa itu. Kepala sekolah Tryer Gymnasium ialah Johan Hugo
Wyttenbach (1767-1848) yang merupakan sahabat dari ayah Karl Marx. Pendidikan
yang ditekankan pada sekolah tersebut adalah bahasa Yunani dan bahasa Latin,
pendidikan tersebut diajarkan dengan tujuan untuk menanamkan dasar-dasar kuat
dalam diri siswanya, juga disamping itu sumber belajar yang bersikan pemikiran
dan filosofi kebanyakan menggunakan bahasa tersebut. Pada masa tersebut Tryer
Gymnasium merupakan sebuah konvensional Jerman yang berorientasi pada
pengajaran ilmu-ilmu klasik dan studi bahasa-bahasa kuno.
Marx
memulai kuliahnya di Bonn pada usia 18 tahun, letaknya tak jauh dari kota
kelahirannya. Universitas tersebut tidak menghasilkan progress bagi Marx
sendiri, pasalnya Marx sering tersandung masalah kenakalan seperti mahasiswa
umumnya. Hal tersebut membuat ayah Karl Marx memindahkannya ke universitas di
Berlin yang memiliki standar pendidikan yang bagus dan pegajar-pengajar yang
terkemuka. Karl Marx belajar ilmu filsafat pada George Wilhelm Friedrich Hegel,
yang merupakan pemikir termahsyur. Hegel meninggal pada tahun 1831, namun pengaruhnya
terus hidup berkat diterbitkannya kuliah kuliahnya mengenai sejarah, estetika,
filsafat agama, dan sejarah filsafat (Small. 2014 : 15). Karl Marx pun akhirnya
menerima gelar doktor di bidang filsafat pada tahun 1841 dari Universitas
Berlin.
Pasca
lulus dari Fredrich-Wilhelm Unversitat, Karl Marx memulai pekerjaan
upahan pertamanya, yakni menjadi seorang wartawan di Cologne. Marx bekerja
untuk koran yang liberal-radikal bernama Rheinische-Zeitung.Koran tersebut sempat ditutup perihal
tulisan yang dimuat mulai “ekstrim” lima bulan pasca Marx mulai bekerja sebagai
penulis dan editor (1842), tulisan yang diterbitkan Marx baik dari
artikelnya sendiri maupun artikel-artikel Frederick Engels berisi mengenai
kondisi kelas buruh di Inggris dan tentunya ia memiliki proritas untuk menebar
perjuangan melawan sensor pemerintah yang bersifat kapitalis. Dengan
pandangannya yang liberal itu, Marx jelas masuk kedalam kaum Hegelian yang
berperan kuat pada konsep bildung. Dimana salah satu unsur didalamnya
ialah pengintegrasian individu dengan intuisi-intuisi sosial (Small. 2014 :
23). Pada tahun 1843, Marx pindah ke Paris dan menjadi redaktur German-French Yearbooks(Darsono, 2007:
13). Selang dua tahun kemudian, Marx diusir dari Paris perihal kendala karena
hubungannya dengan sejumlah gerakan revolusioner dan jurnal revolusioner, Ia
pergi ke Brussel, namun akhirnya Ia pergi ke London. Di London, Marx hidup dalam kondisi yang sulit, ia kerap
bergantung secara finansial kepada teman sekaligus pendukungnya yakni Frederick
Engels (Edkins, 2009 : 324). Marx menghabiskan waktunya untuk belajar dan
menulis tentang filsafat, ekonomi politik dan revolusi, di samping itu Ia juga
terlibat secara aktif dalam gerakan buruh sosialis, mungkin yang paling khusus
keterkaitannya dengan Internatonal Working Men’s Association (atau yang sering
disebut First International).
Karl
Marx mulai tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan revolusioner dan cenderung
beralih membuat riset yang serius dan mendalam mengenai prinsip kerja sistem
kapitalis pada tahun 1848. Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah
yang dikemukakannya di kalimat pembuka pada buku Communist Manifesto (1848). Marx
percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat
tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan
negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat. Pada
tahun 1852, Ia memulai studi-studi terkenalnya di Museum Inggris yang akhirnya
melahirkan Das Capital yang terbit dalam tiga jilid.
Latar
Belakang Munculnya Pemikiran Karl Marx
Marx
hidup setelah dua revolusi besar pecah di daratan Eropa, yaitu Revolusi Politik
Kaum Borjuis di Perancis dan Revolusi Industri di Inggris. Revolusi politik di
Perancis mengantarkan kaum borjuis berkuasa dalam bidang ekonomi dan politik
yang membuat berkembang pesatnya ekonomi kapitalis (Darsono, 2007: 14). Hal
tersebut menimbulkan kesenjangan sosial-ekonomi antara kaum kapitalis dan
golongan buruh / proletar. Sementara itu, perkembangan teknologi pada masa
Revolusi Industri di Inggris mengakibatkan tenaga kerja kasar (manusia) tidak
lagi dibutuhkan karena tergantikan oleh keberadaan mesin-mesin canggih yang
lebih efisien, produktif, dan tidak memerlukan biaya banyak, lain halnya dengan
memperjakan buruh yang mana harus memberikan upah pada tiap kepala. Akibatnya,
kaum buruh semakin menderita karena kemiskinan dan menjadi pengangguran.
Dalam
pandangan Karl Marx kebutuhan dasar ekonomi manusia akan barang seperti makanan
dan tempat tinggal membentuk semua ciri masyarakat, termasuk politik, sastra,
agama, dan hukum (Mansbach dan Rafferty, 2012 : 47). Perkembangan yang hebat
dari kekuasaan industri dan ilmu pengetahuan menurut Marx akan menimbulkan
kontras yang tajam. Alat mesin dapat mempersingkat kerja dan memberi lebih
banyak keuntungan, tetapi juga dapat menyebabkan kelaparan dan kerja lembur.
Manusia menjadi tuan dari alam, tetapi bersamaan itu menjadi budak manusia
lainnya. Menurut pandangannya juga kaum borjuis menundukkan kekuatan-kekuatan
alam pada manusia, menerapkan kimia pada industri, serta membuat mesin-mesin,
transportasi, dan alat komunikasi baru telah menciptakan suatu gebrakan masiv
dalam bidang produksi (Winarni, 2014 : 121-122). Peranan mesin-mesin mekanik
dalam bidang produksi memang mendatangkan keuntungan bagi pihak pemiliknya,
pasalnya dibandingkan dengan tenaga buruh mesin dapat memproduksi barang
kebutuhan secara rapi dan lebih konsisten, jadi dalam proses produksi tidak ada
perubahan nilai kualitatif barang. Orientasi dari perombakan tenaga industri dari
tenaga manusia ke mesin produksi yakni adalah perolehan laba, kecenderungannya
ialah mengurangi biaya produksi dengan meningkatkan bagian modal konstan yang
diinvestasikan dalam mesin. Kondisi tersebut memaksa produsen untuk mengurangi
tenaga kerja demi menekan biaya-biaya dalam proses produksi terutama upah
buruh.
Teori
Marx dalam bidang ekonomi mengungkapkan bahwa sistem kapitalisme sebagai suatu
sistem masyarakat dimana alat produksi dimiliki dan dipergunakan untuk
keuntungan pribadi sang pemilik. Sementara di sisi lain kaum buruh yang dipekerjakan bukanlah kaum
buruh yang berstatus budak, melainkan sipil yang berstatus merdeka, tujuannya
tidak lain hanyalah untuk memperoleh keuntungan / laba. Marx menganggap bahwa
nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah waktu yang secara sosial perlu untuk
produksinya. Buruh menjual tenaganya di pasar dalam bentuk barang dengan tolok
ukur waktu secara sosial yang diperlukan untuk menghasilkan / memproduksi sama
dengan apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya maupun
keluarganya (Sutarjo dalam Winarni. 2014 : 124). Langkah yang dapat ditempuh
oleh Karl Marx dalam memperjuangkan kaum proletar yakni dengan masuk ke ranah
politik sehingga dapat menggerakkan kegiatan-kegiatan dibawah naungan
pemerintah termasuk kegiatan produksi, caranya politik oleh kaum proletar yakni
melalui supremasi sehingga, kaum proletar dapat banyak berbicara di dalam
pemerintahan. Kemudian menyampaikan gagasan-gagasan yang menjunjung kepentingan
kaum proletar dalam artian melepaskan diri dari belenggu kaum borjuis.
Ketika
sistem imperium pudar dan manusia hidup dalam negara merdeka yang memiliki
hubungan-hubungan tertentu dengan negara lain, negara-negara ini tumbuh sebagai
masyarakat borjuis. Dengan demikian secara alami segala macam tuntutan terbatas
pada ruang lingkup geografis negara, dan secara alami pula diumumkan bahwa
kebebasan dan persamaan adalah hak-hak manusia (Muhammad. 2010 : 216). Ketika
masyarakat kapitalis beralih menuju sosialis, Marx menamai periode tersebut
sebagai masyarakat komunis. Berkenaan dengan masyarakat komunis ini , konsep
Marx menjelaskan bahwa cara-cara produksi tidak menetapkan kepemilikan khusus
bagi individu-individu, akan tetapi kepemilikan bagi seluruh masyarakat. Pada
periode ini keadilan dan persamaan penuh dalam tatanan sosial dan ekonomi belum
bisa diharapkan. Eksploitasi manusia akan dikurangi, tetapi distribusi barang
terhadap konsumen akan terus didasarkan pada jumlah kerja yang dilakukan
masing-masing orang (Muhammad . 2010 : 217).
Perkembangan
Pemikiran Ekonomi Politik Karl Marx
Pada Agustus 1849, Marx
tiba di London dimana dia tinggal sampai akhir hayatnya di tahun 1883. Selama
beberapa waktu, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menganalisis
faksionalisme dalam tubuh komunitas pengungsi di Jerman. Sejak saat itu, Marx
pada dasarnya telah menjadi seorang pemikir ekonomi politik atau lebih tepatnya
seorang pengkritik ekonomi politik. Ekonomi politik merupakan nama dari sebuah
disiplin ilmu yang lahir seratus tahun sebelumnya, terutama berkat kontribusi
Adam Smith (1723-1790), seorang filsafat moral di Glasgow yang karyanya The
Wealth of Nationsmembela pasar bebas beserta “tangan tak nampaknya”. Bagi Marx,
ekonomi politik merupakan pasangan intelektual dari kapitalisme, dan
perkembangan ilmu ekonomi politik sangat mencerminkan kebangkitan kaum borjuis
dalam mendominasi kehidupan sosial dan politik.
Analisis Marx mengenai
masyarakat modern berpusat pada analisis mengenai relasi-relasi produksi yang
memungkinkan satu kelas untuk tumbuh semakin makmur dan berkuasa dengan cara
mengorbankan kelas yang lain, dan ini merupakan sebuah tugas besar bahkan ia
mencurahkan seluruh sisa hidupnya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Marx
berpendapat, pergeseran telah terjadi dalam mode produksi yang mendasari
kehidupan bermasyarakat dari sistem feodal ke mode produksi kapitalis. Dalam
sistem kapitalis ini, ini mewujudkan diri dalam eksploitasi para pekerja (kaum
proletar) oleh kaum kapitalis. Saat pekerja memperoleh upah yang hanya cukup
untuk memfasilitasi keberadaan minimal mereka, kaum kapitailis berdasarkan posisi
kekuasaan mereka dalam mode produksi menyerap nilai lebih dari produk-produk
para pekerja, yang mereka sebut profit atau keuntungan/laba.
Salah satu aspek kunci
dari mode produksi kapitalis adalah bentuk-bentuk spesifik alienasi yang
dikenakan terhadap kaum proletar. Dalam mode produksi kapitalis, pekerja
menjadi terasing dari produk-produk yang mereka kerjakan, terasing dari proses
pekerjaan, terasing dari “species-being”
dan dari sesama pekerja. Alienasi atau keterasingan ini didukung oleh sistem
ideologi yang disebarkan masyarakat kapitalis. Melalui hukum, melalui negara,
dan melalui sesuatu yang mirip demokrasi, kaum proletar dipasifkan untuk hidup
di bawah kesadaranpalsu yang
melegitimasi keadaan penindasan mereka dan menyembunyikan eksploitasi ekonomi
terhadap kaum proletar.
Banyak perslisihan yang
mengenai apakah marx berasumsi bahwa akan ada peregeseran yang tak terhindar
dalam mode proyeksi kapitalis menuju komunisme atau apakah aktor-aktor sosial
harus mengambil peran aktif dalam mengakhiri mode eksploitasi kapitalis.
Seringnya referensi Marx terhadap hukum yang melekat dalam struktur ekonomi
politik tampaknya menyiratkan logika yang tak terelakkan terhadap perkembangan
itu, meski boleh dikatakan penekanan pada hukum (dan ide positivis tentang ilmu
pengetahuan) adalah konsekuensi dari penafsiran tertentu Engels terhadap karya
Marx. Oleh karena sifat yang tidak jelas atas pandangan Marx terhadap tindakan
politik, begitu juga tidak jelas kompleks perdebatan tentang apa yang membentuk
tindakan politik sah kaum proletar dan tentang bagaimana perubahan dapat
dicapai di negara-negara yang kelas pekerjanya enggan mengambil tindakan
terhadap para elite kapitalis dan negara kapitalis.
Marx adalah figur
Pencerahan dan sangat yakin pada perubahan progresif dalam masyarakat, sesuatu
yang jelas tidak populer di era teori sosial sekarang dimana ide-ide tentang
kemajuan, emansipasi dan proyek-proyek politik besar sedang dalam keraguan.
Namun demikian, tampaknya tetap adil untuk mengatakan bahwa Marx masih
merupakan acuan penting bagi perdebatan kontemporer. Tidak boleh dilupakan,
dalam menangani isu-isu politik dunia seperti globalisasi, beberapa teoritisi
masih menganggap penting untuk mempertahankan Marxisme, terutama dalam bentuk
humanis-nya. Maka dari itu, tampak bahwa pemikiran Marx masih “relevan” meski
banyak pernyataan mengenai hal itu pada masa pasca-Perang Dingin: warisan Marx
masih sangat hidup, dan tetap diperdebatkan seperti biasa.
Pandangan-Pandangan
Dalam Aliran Karl Marx
1. Materialisme
Dialektika
a. Pengaruh
Feuerbach dan Hegel
Pemikiran Marx erat
kaitannya dengan Materialisme dialektika dan secara keseluruhan dipengaruhi
oleh, Hegel maupun Feuerbach. Marx mengikuti Feurbach, bersikap kritis terhadap
kesetiaan Hegel kepada Filsafat idealis. Sebagai penganut ideologi Naturalis
yang seperti dianut Hegel maka Marx berusaha untuk menyempurnakan pendapat atau
teori Hegel yang menurut Marx, Hegel selalu berfokus pada idealis dan tidak
abstrak maka kemudian marx mengkritisi teori Hegel agar lebih bersifat material
seperti pada aspek ekonomi (Ritzer &
Goodman, 2003: 26).
Hegel mengembangkan
struktur dialektika proses sejarah sehingga pemikirannya adalah idealisme
sejarah dan Feurbach filsafatnya tentang materialisme mekanik. Maka Marx
mengkritik, pemikiran filsafat Hegel dan Feurbach, yang menggunakan
pemikirannya yang melahirkan jalan pikiran filsafat baru yang disebut
materialisme sejarah (Soelaeman, 2001: 27).
Sumbangan Hegel yang
terpenting adalah sistem dialektikanya Sedang sumbangan Feuerbach yang
terpenting adalah kritiknya terhadap idealisme Hegel. Marx beranggapan bahwa
realitas dunia adalah produk sejarah. Dan kesadaran yang sesungguhnya adalah
existensi manusia dalam proses hidup yang sebenarnya (Soelaeman, 2001: 27).
Sedangkan Hegel merumuskan bahwa realitas itu mengambil bentuk dalam roh atau
ide. Sementara itu, Marx menyambut gembira kritik Feuerbach terhadap Hegel
mengenai sejumlah tuduhan tentang materialismenya dan penolakannya pada
keabstrakan teori Hegel, tetapi dia tidak puas sepenuhnya dengan pendirian
Feuerbach. Untuk satu hal, Feuerbach memusatkan perhatian pada dunia agamis,
sementara Marx percaya bahwa dunia merupakan dunia sosial seluruhnya, dan
khususnya ekonomi, itulah yang harus dianalisis. Dalam orientasi materialisnya,
Feuerbach telah beranjak terlalu jauh dalam memfokuskan perhatian pada dunia
material dengan secara nondialektis dan satu sisi.
b. Materialisme
Filsafat materialisme
adalah cara berpikir yang bertitik tolak pada materi (kenyataan objektif) yaitu
bahwa materi (kenyataan objektif) itu adalah primer, sedangkan ide (pikiran)
adalah sekunder (Darsono, 2007: 36). Materi itu ada lebih dulu, baru kemudian
lahir ide. Pandangan materialisme yang demikian itu adalah berdasarkan atas
kenyataan menurut waktu dan zat. Tokoh-tokoh materialisme antara lain adalah
Thales, Heraklitos, Feuerbach, Karl Marx. Filsafat materialisme mempunyai tiga
macam aliran, yaitu materialisme metafisik, materialisme mekanik dan
materialisme dialektik (Darsono, 2007: 36).
c. Dialektika
Berpikir dialektik
adalah berpikir tentang saling hubungan, kontradiksi, dan gerak (berubah dan
berkembang). Ada dua macam berpikir dialektik, yaitu dialektika idealis dan
dialektika materialis. Dialektika materialis menjelaskan bahwa yang dialektik
adalah materi atau kondisi objektif (alam dan sosial). Dalam hal ini kajiannya
adalah berpikir dialektika materialis. Dialektika ialah serak dan saling
hubungan. Materialis (konsisi objektif) adalah segala sesuatu yang ada secara
objektif dapat diobservasi dan dapat diverivikasi. Sehingga materialisme
dialektika adalah segala sesuatu yang secara objektif mempunyai saling hubungan
yang satu dengan yang lainnya, dan bergerak.
2. Materialisme
Historis
Materialisme ini
mengklaim bahwa substrata dari semua fenomena mental dan spiritual adalah
materi dan proses material. Titik tekan pada materialisme historis adalah
manusia bila ingin sukses dalam kehidupannya harus memiliki ekonomi dan
mengusasinya dengan baik atau dengan kata lain siapa yang menguasai ekonomi
maka ia akan berhasil menguasai yang lainnya (Bahari. 2010: 6). Dengan kata lain Ekonomi dapat membuat
perubahan social dan membentuk perubahan social. Oleh karena itu manusia yang
memiliki ekonomi baik serta mampu mengelolah secara baik maka manusia tersebut
dapat berkuasa. Berikut adalah jalan pikiran materialisme sejarah menurut Marx
:
a. Mengkompromikan dua aliran filsafat yang
bertentangan (extrim) antara idealisme dengan
materialisme.
materialisme.
b. Marx
menurunkan pendekatan filsafat ini, bahwa ide tidak dapat bekerja dalam
kekosongan dan tidak berproduksi dalam kekosongan.
c. Pandangan
materialisme sejarah, bahwa pandangan atau ide dan kesadaran manusia membentuk
dunia sosial dan materi apabila: pertama, manusia bertindak atas dasar
ide-idenya; kedua, dalam kenyataan bahwa ciri-ciri material merupakan bagian
dari periode sejarah yang harus dibatasi susunanya pada luasnya pemikiran,
bahkan dibantu oleh tindakan sosial yang nyata dapat membentuk kembali alam
masyarakat (Soelaeman, 2001: 27-28).
Menurut Karl Marx dalam
Darsono (2007: 64-94), materialisme historis atau sosiologi marxisme
mengajarkan tentang:
a. Keadaan
sosial melahirkan kesadaran sosial
Kesadaran sosial yaitu
ide, gagasan dan pikiran, yang ada pada manusia. Itu adalah realisasi dari
interaksi antara manusia dalam kegiatannya memproduksi barang-barang material,
dalam keadaan sosialnya. Yang termasuk dalam keadaan sosial adalah terdiri tiga
unsur yaitu geografi, penduduk dan cara produksi.
b. Hukum
umum perkembangan masyarakat
Dalam sejarah
perkembangan masyarakat, berlaku Hukum Umum Perkembangan Masyarakat. Hukum umum perkembangan masyarakat itu
dimulai dari proses pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu proses mempertahankan dan
melangsungkan hidup.
c. Basis
dan bangunan atas
Basis adalah suatu
sistem ekonomi. Faktor-faktor dari sistem ekonomi yaitu pemilikan alat
produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran hasil produksi. Adapun
bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis. Bangunan atas sesuatu yang
berdiri di atas, karena kekuatan basis.
d. Klas dan
perjungan kelas
Antara pandangan
sejarah Marx yang dianggap penting oleh pendukung aliran Marxisme adalah teori
perjuangan kelas (Struggle of Classess).
Marx sendiri mengakui perjuangan kelas bukan bermula sebagai satu kelas
masyarakat, tetapi ia berfungsi sebagai wakil kepada masyarakat bagi
mengemukakan tuntutan dan manfaat bersama semua ahli dalam masyarakat. Perkembangan
struktur industri Kapitalisme hanya memperkenalkan dua jenis kelas sahaja yaitu
bourgeois dan proletariat.
e. Negara
dan revolusi
Negara dan revolusi
adalah pengembangan karya Marx oleh Lenin. Ia seorang pemikir Marxis, cenderung
tak tertarik pada Marxisme sebagai filsafat, tapi sebagai sebuah gerakan
politik atau alat perjuanganyang praktis. Negara dan revolusi merupakan dua
sisi pada satu keping mata uang. Negara lahir karena revolusi, revolusi lahir
karena ada negara yang menindas rakyat.
f. Peranan
masa dan pimpinan dalam sejarah
Pemimpin dan masa juga
merupakan dua sisi mata uang, artinya pemimpin dan massa itu merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Massa adalah segolongan besar
manusia dalam masyarakat yang mempunyai ikatan dan kepentingan tertentu.
Pemimpin yang lahir dan diangkat oleh massa harus menjadi poros hidup dan
kehidupan massa. Hakikat pimpinan adalah massa itu sendiri.
PENUTUP
Karl Marx atau nama
aslinya yakni Karl Henrich Marx lahir pada 5 Mei 1818. Ia lahir dari keluarga
yang cukup makmur, karena ayahnya Burach Marx ialah seorang pengacara. Selain
itu ibunya Henriette ialah anak seorang pemimpin paduan suara di sinagog
Nijmegen. Karl Marx tumbuh besar seperti halnya orang lain pada masanya, ia
juga pernah tersandung masalah pada saat ia menimba ilmu di perguruan tinggi.
Dan akhirnya ia dipindahkan oleh orang tuanya ke Universitas di Berlin pada
saat itulah ia ‘bertemu’ dengan George Wilhelm Friedrich Hegel, yang merupakan
pemikir termahsyur. Pasca lulus dari Fredrich-Wilhelm UnversitatKarl Marx bekerja di bidang jurnalistik
serta aktif dalam bidang revolusioner.
Marx hidup setelah ada dua revolusi besar yakni revolusi politik di
Perancis mengakibatkan semakin berkuasanya kaum borjuis pada bidang ekonomi dan
politk di lain sisi kaum buruh atau proletar mengalami kesenjangan
sosial-ekonomi. Keadaan tersebut semakin di perparah karena pecahnya revolusi
industri Inggris karena tenaga buruh digantikan dengan teknologi yang canggih
agar biaya yang dikeluarkan semakin berkurang. Teori Marx
dalam bidang ekonomi mengungkapkan bahwa sistem kapitalisme sebagai suatu
sistem masyarakat dimana alat produksi dimiliki dan dipergunakan untuk
keuntungan pribadi. Langkah yang ditempuh oleh Marx dalam memperjuangkan kaum
buruh
yakni memasuki ranah politik yakni melalui supremasi agar kaum
proletar dapat banyak berbicara di dalam pemerintahan. Ketika
masyarakat kapitalis beralih menuju sosialis, Marx menamai periode tersebut
sebagai masyarakat komunis.
Semenjak Marx tiba di London pada Agustus 1849, pada dasarnya ia telah
menjadi seorang pengkritik ekonomi politik pada saat itu. Menurut
Marx, ekonomi politik merupakan pasangan intelektual dari kapitalisme, dan
perkembangan ilmu ekonomi politik sangat mencerminkan kebangkitan kaum borjuis.
Analisis Marx mengenai masyarakat modern berpusat pada analisis mengenai
relasi-relasi produksi yang memungkinkan satu kelas untuk tumbuh semakin
makmur. Atau bisa diartikan adanya pergeseran dari sistem feodal menuju kapitalis.
Sistem kapitalis inilah yang nantinya ada eksploitasi para kaum proletar.
Pandangan dari aliran
Karl Marx yakni ada dua garis besar yang pertama ialah Materialisme Dialektika
dan Materialisme Historis. Dalam pandangannya tersebut Marx lebih banyak di
pengaruhi oleh Hegel dan Feurbach. Marx mengikuti Feurbach, bersikap kritis
terhadap kesetiaan Hegel kepada Filsafat idealis. Marx berusaha menyempurnakan
teori Hegel yang menurutnya Hegel terlalu berfokus pada Idealis.
DAFTAR PUSTAKA
Bahari, Y. 2010. Karl Mrx: Sekelumit tentang Kisah
Hidup dan Pemikirannya. Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora 1(1): 1-9.
Darsono.
2007. Karl Marx: ekonomi politik dan
aksi-revolusi. Jakarta: Diadit Media.
Edkins,
Jenny. 2009. Teori-Teori Kritis :
menentang pandangan utama studi politik Internasional. London : Routledge.
Masbach,
Richard W. dan Pafferty Kristen. 2008. Pengantar
Politik Global. London & New York : Routledge.
Muhammad,
Ali Abdul Mu’ti. 1998. Filsafat Politik
Antara Barat dan Islam. Dar Al-Ma’rifah Al-Jamiyyah Iskandariyah.
Ritzer, G. & Goodman, D. J. 2003. Teori Sosiologi Modern. Terjemahan
Alimandan. 2007.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Small, Robin. 2014. Karl Mark Sang Pendidik Revolusioner. Yogyakarta : Resist Book.
Soelaeman, M. M. 2001. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu
Sosial. Bandung: Refika
Aditama.
Aditama.
Winarti, Retno. 2014. Sejarah Pemikiran Modern. Yogyakarta :
Laksbang Pressindo.
W. Mansbach, Richard & L. Rafferty,
Kristen. 2012. Pengantar Politik Global. Bandung: Penerbit
Nusa Media.
Nusa Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar