Selasa, 15 November 2016

Latar Belakang Munculnya Paham Marxisme beserta Perkembangannya



LATAR BELAKANG MUNCULNYA PAHAM MARXISME BESERTA PERKEMBANGANNYA

Frisca Anggraini, Maria Angelika Ngamput, Muhammad Haris Akbar, Nu’aim Hammad Asy-Sya’bi, Tutut Try Wulan Virgawati

Abstrak: Marxisme adalah suatu pandangan yang berasal dari pemikiran Karl Marx. Pemikiran dari Karl Marx ini menggabungkan pemahaman mengenai ekonomi, ilmu politik, sejarah dan filsafat. Para pengikut dari teori Marxisme ini disebut dengan paham Marxis. Terdapat dua pandangan Marxisme dalam aliran Karl Marx yaitu Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis.

Kata Kunci: Marxisme, Karl Marx, Borjuis dan proletar.

PENDAHULUAN

Marxisme adalah suatu pandangan yang bersumber pada pandangan-pandangan yang berasal dari Karl Marx. Karl Marx yang menyusun sebuah teori besar yang berkaitan mengenai sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem politik. Para pengikut dari teori Marxisme ini disebut dengan Marxis. Teori-teori Marxisme yang banyak dikenal dalam sosiologi juga sering digunakan dalam mengkaji peristiwa-peristiwa sejarah. Marxisme merupakan suatu pandangan duniayang menyeluruh, tunggal dan tidak terbagikan.
Karl Marx ini menggabungkan pemahaman mengenai ekonomi, ilmu politik, sejarah dan filsafat dengan alasan agar kita dapat memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia.Dalam pandangannya kebutuhan dasar ekonomi manusia akan barang seperti makanan dan tempat tinggal membentuk semua ciri masyarakat termasuk kedalam politik, seni, sastra, agama dan hukum. (W. Mansbach, Richard& L. Rafferty, Kristen. 2012:47). Marxisme beranggapan bahwa suatu pengetahuan mengenai ekonomi tidaklah cukup bagi suatu pemahaman mengenai sejarah masyarakat. Akan tetapi ideologi dan kesadaran sosial juga wajib untuk dipelajari dan dipahami.
Terdapat dua pandangan Marxisme dalam aliran Karl Marx yaitu Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis. Pemikiran Karl Marx selalu dihubungkan dengan Materialisme dialektik dan secara keseluruhan dipengaruhi oleh Hegel maupun Feuerbach. SedangkanKarl Marx mengikuti Feurbach yang cendreung bersikap kritis terhadap kesetiaan dan Hegel yang kritis terhadap filsafat idealis. Sebagai penganut ideologi Naturalis seperti yang dianut Hegel maka Karl Marx berusaha untuk menyempurnakan teori dari Hegel. Karena menurut Karl Marx Hegel selalu berfokus pada idealis dan tidak abstrak maka kemudian Karl Marx mengkritisi teori Hegel agar lebih bersifat material seperti pada aspek ekonomi (Ritzer &  Goodman, 2003: 26). Sumbangan Hegel yang terpenting adalah sistem dialektikanya, sedangkan sumbangan Feuerbach yang terpenting adalah kritiknya terhadap idealisme Hegel.
Menurut Karl Marx dalam Darsono (2007: 64-94), materialisme historis atau sosiologi marxisme mengajarkan mengenai:
a.    Kesadaran sosial melahirkan kesadaran sosial
b.    Hukum umum perkembangan masyarakat
c.    Basis dan bangunan atas
d.   Klas dan perjungan kelas
e.    Negara dan revolusi
f.     Peranan masa dan pimpinan dalam sejarah.

Riwayat Hidup Karl Marx

Karl Henrich Marx atau lebh dikenal dengan nama Karl Marx lahir di Trier, Prussia (sekarang Jerman), pada 5 Mei 1818. Ayahnya yang merupakan seorang pengacara menjadikan kehidupan di keluarga Karl Marx cukup makmur dan tergolong sebagai kelas menengah profesional. Keluarga Marx dapat dikatakan sejahtera di Jerman mengingat latar belakang kedua orang tua Karl Marx sangat kental dengan yahudi. Ayah Karl Marx, Baruch Marx memiliki garis keturunan yahudi tulen, dimana dalam keturunan Marx banyak yang menjadi seorang rabi, sementara ibunya, Henriette merupakan anak pemimpin paduan suara di sinagog Nijmegen di Belanda (Small. 2014 : 5-6). Karl Marx merupakan anak kedua dari lima bersaudara, ia memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan saudaranya kecuali dengan salah satu saudarinya yang kelak akan tinggal di Cape Town.
Karl Marx muda bersekolah di Tryer Gymnasium. Sekolah tersebut merupakan sekolah khusus untuk anak laki laki yang berasal dari latar belakang keluarga kelas menengah pada masa itu. Kepala sekolah Tryer Gymnasium ialah Johan Hugo Wyttenbach (1767-1848) yang merupakan sahabat dari ayah Karl Marx. Pendidikan yang ditekankan pada sekolah tersebut adalah bahasa Yunani dan bahasa Latin, pendidikan tersebut diajarkan dengan tujuan untuk menanamkan dasar-dasar kuat dalam diri siswanya, juga disamping itu sumber belajar yang bersikan pemikiran dan filosofi kebanyakan menggunakan bahasa tersebut. Pada masa tersebut Tryer Gymnasium merupakan sebuah konvensional Jerman yang berorientasi pada pengajaran ilmu-ilmu klasik dan studi bahasa-bahasa kuno.
Marx memulai kuliahnya di Bonn pada usia 18 tahun, letaknya tak jauh dari kota kelahirannya. Universitas tersebut tidak menghasilkan progress bagi Marx sendiri, pasalnya Marx sering tersandung masalah kenakalan seperti mahasiswa umumnya. Hal tersebut membuat ayah Karl Marx memindahkannya ke universitas di Berlin yang memiliki standar pendidikan yang bagus dan pegajar-pengajar yang terkemuka. Karl Marx belajar ilmu filsafat pada George Wilhelm Friedrich Hegel, yang merupakan pemikir termahsyur. Hegel meninggal pada tahun 1831, namun pengaruhnya terus hidup berkat diterbitkannya kuliah kuliahnya mengenai sejarah, estetika, filsafat agama, dan sejarah filsafat (Small. 2014 : 15). Karl Marx pun akhirnya menerima gelar doktor di bidang filsafat pada tahun 1841 dari Universitas Berlin.
Pasca lulus dari Fredrich-Wilhelm Unversitat, Karl Marx memulai pekerjaan upahan pertamanya, yakni menjadi seorang wartawan di Cologne. Marx bekerja untuk koran yang liberal-radikal bernama Rheinische-Zeitung.Koran tersebut sempat ditutup perihal tulisan yang dimuat mulai “ekstrim” lima bulan pasca Marx mulai bekerja sebagai penulis dan editor (1842), tulisan yang diterbitkan Marx baik dari artikelnya sendiri maupun artikel-artikel Frederick Engels berisi mengenai kondisi kelas buruh di Inggris dan tentunya ia memiliki proritas untuk menebar perjuangan melawan sensor pemerintah yang bersifat kapitalis. Dengan pandangannya yang liberal itu, Marx jelas masuk kedalam kaum Hegelian yang berperan kuat pada konsep bildung. Dimana salah satu unsur didalamnya ialah pengintegrasian individu dengan intuisi-intuisi sosial (Small. 2014 : 23). Pada tahun 1843, Marx pindah ke Paris dan menjadi redaktur German-French Yearbooks(Darsono, 2007: 13). Selang dua tahun kemudian, Marx diusir dari Paris perihal kendala karena hubungannya dengan sejumlah gerakan revolusioner dan jurnal revolusioner, Ia pergi ke Brussel, namun akhirnya Ia pergi ke London. Di London, Marx  hidup dalam kondisi yang sulit, ia kerap bergantung secara finansial kepada teman sekaligus pendukungnya yakni Frederick Engels (Edkins, 2009 : 324). Marx menghabiskan waktunya untuk belajar dan menulis tentang filsafat, ekonomi politik dan revolusi, di samping itu Ia juga terlibat secara aktif dalam gerakan buruh sosialis, mungkin yang paling khusus keterkaitannya dengan Internatonal Working Men’s Association (atau yang sering disebut First International).
Karl Marx mulai tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan revolusioner dan cenderung beralih membuat riset yang serius dan mendalam mengenai prinsip kerja sistem kapitalis pada tahun 1848. Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakannya di kalimat pembuka pada buku Communist Manifesto (1848). Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat. Pada tahun 1852, Ia memulai studi-studi terkenalnya di Museum Inggris yang akhirnya melahirkan Das Capital yang terbit dalam tiga jilid.

Latar Belakang Munculnya Pemikiran Karl Marx

Marx hidup setelah dua revolusi besar pecah di daratan Eropa, yaitu Revolusi Politik Kaum Borjuis di Perancis dan Revolusi Industri di Inggris. Revolusi politik di Perancis mengantarkan kaum borjuis berkuasa dalam bidang ekonomi dan politik yang membuat berkembang pesatnya ekonomi kapitalis (Darsono, 2007: 14). Hal tersebut menimbulkan kesenjangan sosial-ekonomi antara kaum kapitalis dan golongan buruh / proletar. Sementara itu, perkembangan teknologi pada masa Revolusi Industri di Inggris mengakibatkan tenaga kerja kasar (manusia) tidak lagi dibutuhkan karena tergantikan oleh keberadaan mesin-mesin canggih yang lebih efisien, produktif, dan tidak memerlukan biaya banyak, lain halnya dengan memperjakan buruh yang mana harus memberikan upah pada tiap kepala. Akibatnya, kaum buruh semakin menderita karena kemiskinan dan menjadi pengangguran.
Dalam pandangan Karl Marx kebutuhan dasar ekonomi manusia akan barang seperti makanan dan tempat tinggal membentuk semua ciri masyarakat, termasuk politik, sastra, agama, dan hukum (Mansbach dan Rafferty, 2012 : 47). Perkembangan yang hebat dari kekuasaan industri dan ilmu pengetahuan menurut Marx akan menimbulkan kontras yang tajam. Alat mesin dapat mempersingkat kerja dan memberi lebih banyak keuntungan, tetapi juga dapat menyebabkan kelaparan dan kerja lembur. Manusia menjadi tuan dari alam, tetapi bersamaan itu menjadi budak manusia lainnya. Menurut pandangannya juga kaum borjuis menundukkan kekuatan-kekuatan alam pada manusia, menerapkan kimia pada industri, serta membuat mesin-mesin, transportasi, dan alat komunikasi baru telah menciptakan suatu gebrakan masiv dalam bidang produksi (Winarni, 2014 : 121-122). Peranan mesin-mesin mekanik dalam bidang produksi memang mendatangkan keuntungan bagi pihak pemiliknya, pasalnya dibandingkan dengan tenaga buruh mesin dapat memproduksi barang kebutuhan secara rapi dan lebih konsisten, jadi dalam proses produksi tidak ada perubahan nilai kualitatif barang. Orientasi dari perombakan tenaga industri dari tenaga manusia ke mesin produksi yakni adalah perolehan laba, kecenderungannya ialah mengurangi biaya produksi dengan meningkatkan bagian modal konstan yang diinvestasikan dalam mesin. Kondisi tersebut memaksa produsen untuk mengurangi tenaga kerja demi menekan biaya-biaya dalam proses produksi terutama upah buruh.
Teori Marx dalam bidang ekonomi mengungkapkan bahwa sistem kapitalisme sebagai suatu sistem masyarakat dimana alat produksi dimiliki dan dipergunakan untuk keuntungan pribadi sang pemilik. Sementara di sisi lain  kaum buruh yang dipekerjakan bukanlah kaum buruh yang berstatus budak, melainkan sipil yang berstatus merdeka, tujuannya tidak lain hanyalah untuk memperoleh keuntungan / laba. Marx menganggap bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah waktu yang secara sosial perlu untuk produksinya. Buruh menjual tenaganya di pasar dalam bentuk barang dengan tolok ukur waktu secara sosial yang diperlukan untuk menghasilkan / memproduksi sama dengan apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya maupun keluarganya (Sutarjo dalam Winarni. 2014 : 124). Langkah yang dapat ditempuh oleh Karl Marx dalam memperjuangkan kaum proletar yakni dengan masuk ke ranah politik sehingga dapat menggerakkan kegiatan-kegiatan dibawah naungan pemerintah termasuk kegiatan produksi, caranya politik oleh kaum proletar yakni melalui supremasi sehingga, kaum proletar dapat banyak berbicara di dalam pemerintahan. Kemudian menyampaikan gagasan-gagasan yang menjunjung kepentingan kaum proletar dalam artian melepaskan diri dari belenggu kaum borjuis.
Ketika sistem imperium pudar dan manusia hidup dalam negara merdeka yang memiliki hubungan-hubungan tertentu dengan negara lain, negara-negara ini tumbuh sebagai masyarakat borjuis. Dengan demikian secara alami segala macam tuntutan terbatas pada ruang lingkup geografis negara, dan secara alami pula diumumkan bahwa kebebasan dan persamaan adalah hak-hak manusia (Muhammad. 2010 : 216). Ketika masyarakat kapitalis beralih menuju sosialis, Marx menamai periode tersebut sebagai masyarakat komunis. Berkenaan dengan masyarakat komunis ini , konsep Marx menjelaskan bahwa cara-cara produksi tidak menetapkan kepemilikan khusus bagi individu-individu, akan tetapi kepemilikan bagi seluruh masyarakat. Pada periode ini keadilan dan persamaan penuh dalam tatanan sosial dan ekonomi belum bisa diharapkan. Eksploitasi manusia akan dikurangi, tetapi distribusi barang terhadap konsumen akan terus didasarkan pada jumlah kerja yang dilakukan masing-masing orang (Muhammad . 2010 : 217).

Perkembangan Pemikiran Ekonomi Politik Karl Marx

Pada Agustus 1849, Marx tiba di London dimana dia tinggal sampai akhir hayatnya di tahun 1883. Selama beberapa waktu, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menganalisis faksionalisme dalam tubuh komunitas pengungsi di Jerman. Sejak saat itu, Marx pada dasarnya telah menjadi seorang pemikir ekonomi politik atau lebih tepatnya seorang pengkritik ekonomi politik. Ekonomi politik merupakan nama dari sebuah disiplin ilmu yang lahir seratus tahun sebelumnya, terutama berkat kontribusi Adam Smith (1723-1790), seorang filsafat moral di Glasgow yang karyanya The Wealth of Nationsmembela pasar bebas beserta “tangan tak nampaknya”. Bagi Marx, ekonomi politik merupakan pasangan intelektual dari kapitalisme, dan perkembangan ilmu ekonomi politik sangat mencerminkan kebangkitan kaum borjuis dalam mendominasi kehidupan sosial dan politik.
Analisis Marx mengenai masyarakat modern berpusat pada analisis mengenai relasi-relasi produksi yang memungkinkan satu kelas untuk tumbuh semakin makmur dan berkuasa dengan cara mengorbankan kelas yang lain, dan ini merupakan sebuah tugas besar bahkan ia mencurahkan seluruh sisa hidupnya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Marx berpendapat, pergeseran telah terjadi dalam mode produksi yang mendasari kehidupan bermasyarakat dari sistem feodal ke mode produksi kapitalis. Dalam sistem kapitalis ini, ini mewujudkan diri dalam eksploitasi para pekerja (kaum proletar) oleh kaum kapitalis. Saat pekerja memperoleh upah yang hanya cukup untuk memfasilitasi keberadaan minimal mereka, kaum kapitailis berdasarkan posisi kekuasaan mereka dalam mode produksi menyerap nilai lebih dari produk-produk para pekerja, yang mereka sebut profit atau keuntungan/laba.
Salah satu aspek kunci dari mode produksi kapitalis adalah bentuk-bentuk spesifik alienasi yang dikenakan terhadap kaum proletar. Dalam mode produksi kapitalis, pekerja menjadi terasing dari produk-produk yang mereka kerjakan, terasing dari proses pekerjaan, terasing dari “species-being” dan dari sesama pekerja. Alienasi atau keterasingan ini didukung oleh sistem ideologi yang disebarkan masyarakat kapitalis. Melalui hukum, melalui negara, dan melalui sesuatu yang mirip demokrasi, kaum proletar dipasifkan untuk hidup di bawah kesadaranpalsu yang melegitimasi keadaan penindasan mereka dan menyembunyikan eksploitasi ekonomi terhadap kaum proletar.
Banyak perslisihan yang mengenai apakah marx berasumsi bahwa akan ada peregeseran yang tak terhindar dalam mode proyeksi kapitalis menuju komunisme atau apakah aktor-aktor sosial harus mengambil peran aktif dalam mengakhiri mode eksploitasi kapitalis. Seringnya referensi Marx terhadap hukum yang melekat dalam struktur ekonomi politik tampaknya menyiratkan logika yang tak terelakkan terhadap perkembangan itu, meski boleh dikatakan penekanan pada hukum (dan ide positivis tentang ilmu pengetahuan) adalah konsekuensi dari penafsiran tertentu Engels terhadap karya Marx. Oleh karena sifat yang tidak jelas atas pandangan Marx terhadap tindakan politik, begitu juga tidak jelas kompleks perdebatan tentang apa yang membentuk tindakan politik sah kaum proletar dan tentang bagaimana perubahan dapat dicapai di negara-negara yang kelas pekerjanya enggan mengambil tindakan terhadap para elite kapitalis dan negara kapitalis.
Marx adalah figur Pencerahan dan sangat yakin pada perubahan progresif dalam masyarakat, sesuatu yang jelas tidak populer di era teori sosial sekarang dimana ide-ide tentang kemajuan, emansipasi dan proyek-proyek politik besar sedang dalam keraguan. Namun demikian, tampaknya tetap adil untuk mengatakan bahwa Marx masih merupakan acuan penting bagi perdebatan kontemporer. Tidak boleh dilupakan, dalam menangani isu-isu politik dunia seperti globalisasi, beberapa teoritisi masih menganggap penting untuk mempertahankan Marxisme, terutama dalam bentuk humanis-nya. Maka dari itu, tampak bahwa pemikiran Marx masih “relevan” meski banyak pernyataan mengenai hal itu pada masa pasca-Perang Dingin: warisan Marx masih sangat hidup, dan tetap diperdebatkan seperti biasa.

Pandangan-Pandangan Dalam Aliran Karl Marx

1.    Materialisme Dialektika
a.     Pengaruh Feuerbach dan Hegel
Pemikiran Marx erat kaitannya dengan Materialisme dialektika dan secara keseluruhan dipengaruhi oleh, Hegel maupun Feuerbach. Marx mengikuti Feurbach, bersikap kritis terhadap kesetiaan Hegel kepada Filsafat idealis. Sebagai penganut ideologi Naturalis yang seperti dianut Hegel maka Marx berusaha untuk menyempurnakan pendapat atau teori Hegel yang menurut Marx, Hegel selalu berfokus pada idealis dan tidak abstrak maka kemudian marx mengkritisi teori Hegel agar lebih bersifat material seperti pada aspek ekonomi (Ritzer &  Goodman, 2003: 26).
Hegel mengembangkan struktur dialektika proses sejarah sehingga pemikirannya adalah idealisme sejarah dan Feurbach filsafatnya tentang materialisme mekanik. Maka Marx mengkritik, pemikiran filsafat Hegel dan Feurbach, yang menggunakan pemikirannya yang melahirkan jalan pikiran filsafat baru yang disebut materialisme sejarah (Soelaeman, 2001: 27).
Sumbangan Hegel yang terpenting adalah sistem dialektikanya Sedang sumbangan Feuerbach yang terpenting adalah kritiknya terhadap idealisme Hegel. Marx beranggapan bahwa realitas dunia adalah produk sejarah. Dan kesadaran yang sesungguhnya adalah existensi manusia dalam proses hidup yang sebenarnya (Soelaeman, 2001: 27). Sedangkan Hegel merumuskan bahwa realitas itu mengambil bentuk dalam roh atau ide. Sementara itu, Marx menyambut gembira kritik Feuerbach terhadap Hegel mengenai sejumlah tuduhan tentang materialismenya dan penolakannya pada keabstrakan teori Hegel, tetapi dia tidak puas sepenuhnya dengan pendirian Feuerbach. Untuk satu hal, Feuerbach memusatkan perhatian pada dunia agamis, sementara Marx percaya bahwa dunia merupakan dunia sosial seluruhnya, dan khususnya ekonomi, itulah yang harus dianalisis. Dalam orientasi materialisnya, Feuerbach telah beranjak terlalu jauh dalam memfokuskan perhatian pada dunia material dengan secara nondialektis dan satu sisi.
b.    Materialisme
Filsafat materialisme adalah cara berpikir yang bertitik tolak pada materi (kenyataan objektif) yaitu bahwa materi (kenyataan objektif) itu adalah primer, sedangkan ide (pikiran) adalah sekunder (Darsono, 2007: 36). Materi itu ada lebih dulu, baru kemudian lahir ide. Pandangan materialisme yang demikian itu adalah berdasarkan atas kenyataan menurut waktu dan zat. Tokoh-tokoh materialisme antara lain adalah Thales, Heraklitos, Feuerbach, Karl Marx. Filsafat materialisme mempunyai tiga macam aliran, yaitu materialisme metafisik, materialisme mekanik dan materialisme dialektik (Darsono, 2007: 36).
c.    Dialektika
Berpikir dialektik adalah berpikir tentang saling hubungan, kontradiksi, dan gerak (berubah dan berkembang). Ada dua macam berpikir dialektik, yaitu dialektika idealis dan dialektika materialis. Dialektika materialis menjelaskan bahwa yang dialektik adalah materi atau kondisi objektif (alam dan sosial). Dalam hal ini kajiannya adalah berpikir dialektika materialis. Dialektika ialah serak dan saling hubungan. Materialis (konsisi objektif) adalah segala sesuatu yang ada secara objektif dapat diobservasi dan dapat diverivikasi. Sehingga materialisme dialektika adalah segala sesuatu yang secara objektif mempunyai saling hubungan yang satu dengan yang lainnya, dan bergerak.

2.    Materialisme Historis

Materialisme ini mengklaim bahwa substrata dari semua fenomena mental dan spiritual adalah materi dan proses material. Titik tekan pada materialisme historis adalah manusia bila ingin sukses dalam kehidupannya harus memiliki ekonomi dan mengusasinya dengan baik atau dengan kata lain siapa yang menguasai ekonomi maka ia akan berhasil menguasai yang lainnya (Bahari. 2010: 6).  Dengan kata lain Ekonomi dapat membuat perubahan social dan membentuk perubahan social. Oleh karena itu manusia yang memiliki ekonomi baik serta mampu mengelolah secara baik maka manusia tersebut dapat berkuasa. Berikut adalah jalan pikiran materialisme sejarah menurut Marx :
a. Mengkompromikan dua aliran filsafat yang bertentangan (extrim) antara idealisme dengan
materialisme.
b.    Marx menurunkan pendekatan filsafat ini, bahwa ide tidak dapat bekerja dalam kekosongan dan tidak berproduksi dalam kekosongan.
c.    Pandangan materialisme sejarah, bahwa pandangan atau ide dan kesadaran manusia membentuk dunia sosial dan materi apabila: pertama, manusia bertindak atas dasar ide-idenya; kedua, dalam kenyataan bahwa ciri-ciri material merupakan bagian dari periode sejarah yang harus dibatasi susunanya pada luasnya pemikiran, bahkan dibantu oleh tindakan sosial yang nyata dapat membentuk kembali alam masyarakat  (Soelaeman, 2001: 27-28).
Menurut Karl Marx dalam Darsono (2007: 64-94), materialisme historis atau sosiologi marxisme mengajarkan tentang:
a.    Keadaan sosial melahirkan kesadaran sosial
Kesadaran sosial yaitu ide, gagasan dan pikiran, yang ada pada manusia. Itu adalah realisasi dari interaksi antara manusia dalam kegiatannya memproduksi barang-barang material, dalam keadaan sosialnya. Yang termasuk dalam keadaan sosial adalah terdiri tiga unsur yaitu geografi, penduduk dan cara produksi.
b.    Hukum umum perkembangan masyarakat
Dalam sejarah perkembangan masyarakat, berlaku Hukum Umum Perkembangan Masyarakat.  Hukum umum perkembangan masyarakat itu dimulai dari proses pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu proses mempertahankan dan melangsungkan hidup.
c.    Basis dan bangunan atas
Basis adalah suatu sistem ekonomi. Faktor-faktor dari sistem ekonomi yaitu pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran hasil produksi. Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis. Bangunan atas sesuatu yang berdiri di atas, karena kekuatan basis.
d.   Klas dan perjungan kelas
Antara pandangan sejarah Marx yang dianggap penting oleh pendukung aliran Marxisme adalah teori perjuangan kelas (Struggle of Classess). Marx sendiri mengakui perjuangan kelas bukan bermula sebagai satu kelas masyarakat, tetapi ia berfungsi sebagai wakil kepada masyarakat bagi mengemukakan tuntutan dan manfaat bersama semua ahli dalam masyarakat. Perkembangan struktur industri Kapitalisme hanya memperkenalkan dua jenis kelas sahaja yaitu bourgeois dan proletariat.
e.    Negara dan revolusi
Negara dan revolusi adalah pengembangan karya Marx oleh Lenin. Ia seorang pemikir Marxis, cenderung tak tertarik pada Marxisme sebagai filsafat, tapi sebagai sebuah gerakan politik atau alat perjuanganyang praktis. Negara dan revolusi merupakan dua sisi pada satu keping mata uang. Negara lahir karena revolusi, revolusi lahir karena ada negara yang menindas rakyat.
f.     Peranan masa dan pimpinan dalam sejarah
Pemimpin dan masa juga merupakan dua sisi mata uang, artinya pemimpin dan massa itu merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat yang mempunyai ikatan dan kepentingan tertentu. Pemimpin yang lahir dan diangkat oleh massa harus menjadi poros hidup dan kehidupan massa. Hakikat pimpinan adalah massa itu sendiri.

PENUTUP
Karl Marx atau nama aslinya yakni Karl Henrich Marx lahir pada 5 Mei 1818. Ia lahir dari keluarga yang cukup makmur, karena ayahnya Burach Marx ialah seorang pengacara. Selain itu ibunya Henriette ialah anak seorang pemimpin paduan suara di sinagog Nijmegen. Karl Marx tumbuh besar seperti halnya orang lain pada masanya, ia juga pernah tersandung masalah pada saat ia menimba ilmu di perguruan tinggi. Dan akhirnya ia dipindahkan oleh orang tuanya ke Universitas di Berlin pada saat itulah ia ‘bertemu’ dengan George Wilhelm Friedrich Hegel, yang merupakan pemikir termahsyur. Pasca lulus dari Fredrich-Wilhelm UnversitatKarl Marx bekerja di bidang jurnalistik serta aktif dalam bidang revolusioner.
Marx hidup setelah ada dua revolusi besar yakni revolusi politik di Perancis mengakibatkan semakin berkuasanya kaum borjuis pada bidang ekonomi dan politk di lain sisi kaum buruh atau proletar mengalami kesenjangan sosial-ekonomi. Keadaan tersebut semakin di perparah karena pecahnya revolusi industri Inggris karena tenaga buruh digantikan dengan teknologi yang canggih agar biaya yang dikeluarkan semakin berkurang. Teori Marx dalam bidang ekonomi mengungkapkan bahwa sistem kapitalisme sebagai suatu sistem masyarakat dimana alat produksi dimiliki dan dipergunakan untuk keuntungan pribadi. Langkah yang ditempuh oleh Marx dalam memperjuangkan kaum buruh  yakni memasuki ranah politik yakni melalui supremasi agar kaum proletar dapat banyak berbicara di dalam pemerintahan. Ketika masyarakat kapitalis beralih menuju sosialis, Marx menamai periode tersebut sebagai masyarakat komunis.
Semenjak Marx tiba di London pada Agustus 1849, pada dasarnya ia telah menjadi seorang pengkritik ekonomi politik pada saat itu. Menurut Marx, ekonomi politik merupakan pasangan intelektual dari kapitalisme, dan perkembangan ilmu ekonomi politik sangat mencerminkan kebangkitan kaum borjuis. Analisis Marx mengenai masyarakat modern berpusat pada analisis mengenai relasi-relasi produksi yang memungkinkan satu kelas untuk tumbuh semakin makmur. Atau bisa diartikan adanya pergeseran dari sistem feodal menuju kapitalis. Sistem kapitalis inilah yang nantinya ada eksploitasi para kaum proletar.
Pandangan dari aliran Karl Marx yakni ada dua garis besar yang pertama ialah Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis. Dalam pandangannya tersebut Marx lebih banyak di pengaruhi oleh Hegel dan Feurbach. Marx mengikuti Feurbach, bersikap kritis terhadap kesetiaan Hegel kepada Filsafat idealis. Marx berusaha menyempurnakan teori Hegel yang menurutnya Hegel terlalu berfokus pada Idealis.


DAFTAR PUSTAKA

Bahari, Y. 2010. Karl Mrx: Sekelumit tentang Kisah Hidup dan Pemikirannya. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora 1(1): 1-9.
Darsono. 2007. Karl Marx: ekonomi politik dan aksi-revolusi. Jakarta: Diadit Media.
Edkins, Jenny. 2009. Teori-Teori Kritis : menentang pandangan utama studi politik Internasional. London : Routledge.
Masbach, Richard W. dan Pafferty Kristen. 2008. Pengantar Politik Global. London & New York : Routledge.
Muhammad, Ali Abdul Mu’ti. 1998. Filsafat Politik Antara Barat dan Islam. Dar Al-Ma’rifah Al-Jamiyyah Iskandariyah.
Ritzer, G. & Goodman, D. J. 2003. Teori Sosiologi Modern. Terjemahan Alimandan. 2007.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Small, Robin. 2014. Karl Mark Sang Pendidik Revolusioner. Yogyakarta : Resist Book.
Soelaeman, M. M. 2001. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Refika
           Aditama.
Winarti, Retno. 2014. Sejarah Pemikiran Modern. Yogyakarta : Laksbang Pressindo.
W. Mansbach, Richard & L. Rafferty, Kristen. 2012. Pengantar Politik  Global. Bandung: Penerbit
           Nusa Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar