PEMIKIRAN
MARHAENISME DAN PERKEMBANGANYA
Chorida Nurul
Fatonah, Dian Ternando, Indra Ari Pristianto, dan Mohammad Sirojus Silmi.
Abstrak:
Marhaenisme merupakan suatu konsep pemikiran yang digagas soekarno akibat
merajalelannya kekejaman imperalisme dan kapitalisme. Marhaenisme muncul karena struktur masyarakat
Indonesia belum industrialis seperti di negara barat yang terdiri atas satu
golongan. Golongan yang ada di Indonesia meliputi beragam golongan seperti,
petani, nelayan, buruh dan pengusaha kecil. Adanya perbedaan tersebut
memunculkan pemikiran politik Soekarno.
Kata Kunci:
Marhaenisme, Soekarno, Ideologi.
PENDAHULUAN
Pemikiran besar atau
sering kita menyebutnya dengan ideologi merupakan suatu hasil yang diciptakan
oleh manusia. Manusia menciptkan suatu pemikiran pasti adanya suatu sebab.
Kebanyakan suatu ideologi muncul bebarengan dengan permasalahan-permasalahan
yang ada dalam masyarakat. Ideologi disini berfungsi sebagai solusi atas
permasalahan-permasalahan yang ada. Walaupun hanya sebatas pemikiran manusia,
tetapi disini mampu menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaiakan permasalahan
tersebut. Sehingga banyak negara yang menjadikan ideologi sebagai identitas
negara tersebut.
Berbicara tentang
ideologi di Indonesia terdapat suatu ideologi yang dirumuskan oleh Soekarno.
Ideologi tersebut dinamakan Marhaenisme. dilihat sejarahnya Marhaenisme merupakn sebuah
pemikiran soekarno yang dijadikan suatu landasan dalam kepemimpinanya di
Indonesia. Marhaenisme ini sebagai bukti perjuangan soekarno. Marahaenisme
sendiri oleh Soekarno dijadikan sebuah
langkah awal dalam mempersatukan seluruh kalangan masyarakat Indonesia yang
pada saat itu terkotak-kotak pada berbagai jenis identitas, baik dari segi,
pekerjaan, ras, agama, suku, golongan, asalkan mereka tersebut miskin dan
sengsara. Memang pada saat Indonesia sendiri masih didominasi oleh imperalisme
dan kapitalisme. Sehingga orang-orang yang mengalami penindasan atau juga
perbedaan kelas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perumusan marhaenisme ini
soekarno tidak hanya mengacu pada salah satu aliran. Akan tetapi melalui
bebrapa aliran yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat, kemudian diolahnya sendiri menjadi ide baru yang
dianggapnya bisa diterima oleh semua pihak. Proses semacam ini di dalam ilmu
pengetahuan sosial disebut sebagai “sinkretisme” yaitu proses menerima dan mengubah
unsur-unsur yang berbeda-beda menjadi suatu yang dikehendaki oleh yang membuat
proses tersebut. Masyarakat yang mengikuti paham tersebut dianamakan Marhaen.
Marhaen mendasari perjuanganya untukmenguburkan Kapitalisme( Wilson, 85: 2008)
Pada era sekarang
banyak orang yang tidak mengenal bahkan tidak tahu sama sekali tentang
marhaenisme. Masyarakat sekarang hanya mengetahui pemikiran-pemikiran dunia
yang terkenal seperti leberalisme, sosialisme, komunisme dll. Padahal
marhaenisme merupakan produk dari Indonesia. Disini perlu adanya suatu
pengetahuan tentang sejarah Marhaenisme sebagai langkah awal memperkenalkan
hasil karya Indonesia yang dalam perkembanganya sebagai pemikiran yang
berpengaruh di Indonesia.
Latar
Belakang Munculnya Marhaenisme
Marhaenisme
adalah ideologi yang menentang penindasan antar manusia dan bangsa. Idelogi
Marhaenisme dikembangkan oleh presiden negara Indonesai yang pertama yaitu Ir.
Soekarno. Hampir di seluruh belahan bumi pada abad ke 19, terdapat kelas
manusia yang miskin serta tertindas, dan juga terdapat golongan manusia yang
kaya serta sejahtera. Dua kaum tersebut disebut dengan kaum Borjuis dan
Proletar. Borjuis merupakan kaum yang kaya, dan Ploretar merupakan kaum yang
miskin dan tertindas. Pada masa itu, kaum Proletar selalu diperas tenaganya
untuk bekerja dan bekerja atas perintah kaum Borjuis. Tanpa kaum Proletar, kaum
Borjuis tidak bakal kaya karena kaum Proletar lah yang dapat mensejahterakan kaum
Borjuis. Namun pada kenyataannya, kaum Proletar sangat bergantung pada kaum
Borjuis karena lapangan pekerjaan diciptakan oleh kaum Borjuis.
Pada
awalnya, Marhaenisme ini bertujuan untuk mengangkat derajat kehidupan rakyat
kecil seperti petani dan buruh. Untuk mengangkat derajat orang kecil, maka
muncullah pemikiran Ir.soekarno tentang bagaimana mengangkat derajat rakyat
kecil dari pandangan para penguasa, serta kapitalisme dan kolonialisme Belanda.
Kemunculannya di awali dengan ketika Soekarno muda sedang bergerilya dari desa
satu ke desa lain, beliau bertemu dengan pak Marhaen yang merupakan seorang
petani daridaerah Cigalereng Bandung. Ketika berbincang-bincang, Soekarno muda
mengetahui bahwa pak Marhaen tersebut memiliki sawah, dan juga alat-alat produksi
seperti diantaranya cangkul, dan bajak. Namun akibat dari kapitalisme dan
kolonialisme bangsa barat, membuat produksi pertanian yang harusnya cukup untuk
mencukupi kebutuhan keluarga menjadi sangat kurang. Setelah itu, Soekarno muda
mulai berfikir dan memunculkan suatu gagasan baru tentang sebuah ideologi
perjuangan sekaligus sebagai ideologi perjuangan yang di sebut dengan
Marhaenisme dengan inti utama yaitu memperjuangkan nasib rakyat kecil supaya
dapat hidup seahtera.
Marhaenisme merupakan suatu teori yang berkembang pada era
kapitalisme. berwujud imperialisme dan kolonialisme di Indonesia pada awal abad
ke20, yang dirumuskan oleh Soekarno
sebagai teori politik sekaligus teori perjuangan untuk mempersatukan dan membebaskan rakyat Indonesia
dari sistem kapitalisme tersebut. Dalam perkembangannya, Marhaenisme memang mendapatkan
peran dan posisi penting dalam
masyarakat Indonesia pada masa tersebut terutama saat dijadikan sebagai asas
dan ideologi suatu partai politik dan atau organisasi kemasyarakatan yang
menentang sistem kapitalisme. Apalagi pada masa Soekarno menjabat sebagai
Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Marhaenisme menjadi istilah yang populer di kalangan rakyat
Indonesia dan banyak kebijakan-kebijakan Soekarno yang anti kapitalisme
diterapkan di Indonesia. Namun dalam perkembangan selanjutnya, terutama setelah
Soekarno tidak lagi berkuasa kemudian diikuti bubarnya beberapa partai politik
dan dilebur kedalam satu partai politik pada masa Orde Baru, Marhaenisme seolah
hilang menjadi suatu istilah yang semakin asing didengar apalagi diwacanakan
khususnya dalam perpolitikan Indonesia. Namun, di sisi lain, kapitalisme justru
semakin berkembang dan tumbuh mendominasi dunia dengan wujudnya yang tidak lagi
penjajahan secara fisik, akan tetapi menjelma kedalam suatu ide-ide dalam
pemikiran-pemikiran politik dan ekonomi suatu negara, tidak terkecuali
Indonesia.
Teori-Teori Yang
Mendasari Munculnya Marhaenisme
Keberadaan Marhaenisme tidak
terlepas dari pemikiran-pemikran lain didalamnya. Banyak juga factor-faktor
lain yang mendasarinya. Kemunculan marhaenisme tidak terlepas dari pemikiran
Soekarno. Soekarno dalaam merumuskan Marhenisme, banyak dibantu
ideologi-ideologi lain. Marxisme merupakan salah satu pemikran barat yang
dijadikan dasar perumusan Marhaenisme.
Marxisme merupakan salah satu teori
yang diciptakan oleh Karl Marx. Kemunculan Martxisme sendiri, dapat dipandang
sebagai respons terhadap reaksi terhadap dampak dari kapitalisme muda abad ke
18( Budiono,205:2014).
Marxisme
merupakan suatu ajaranyang kompleksdan telah membaku sebagai cara pandang yang
mencakup politik,ekonomi, dan sosiologi yang didasarkan pada interpretasi yang
materialistic terhadap sejarah, kapitalisme dan teori perubahan social, serta
pandangan yang ateistik mengenai pembebasan manusia. Marxisme dijadikan dasar
karena didalamnya termuat nilai-nilai kemanusian yang bertujuan pemebebsan
terhadap kapitalisme. Saat kemunculan Marhaenisme memang Indonesia sedang
berada pada masa mayoritas dikuasi oleh kapitalisme. Akan tetapi penerapan
Marxisme di Indonesia berbeda dengan yang ada di negara asalnya. Marxisme yang
diterapkan sesuai dengan keadaan Masyarakat Indonesia. Tidak heran Marhaenisme
sering dikenal dengan Marxisme Indonesia.
Tidak hanya Marxisme yang menjadi
dasar pemikiran Marhaenisme Soekarno. Sosialisme merupakan salah satu teori
pemikran dunia yang diambil sedikit pemikiranya. Istilah sosialisme merupakan
milok dari banyak bidang wacana, tetapi terutama bidang ekonomi, politik dan
filsafat. Saint-Simon merupakan orang pertama yang memunculkan nama sosialisme.
Sosialisme digunakan oleh masyarakat sosialis yang bertumpu pada kesetaraan
kesempatan dan akan menghapuskan aspek-aspek negatife kapitalisme. Penghapusan
aspek-aspek negatife kapitalisme inilah yang menjadi dasar terbentuknya
Marhaenisme Soekarno.
Konsep Ideologi
Marhaenisme
Marhaenisme mengangkat masalah
penindasan rakyat kecil yang terdiri dari kaum tani miskin, petani kecil, buruh
miskin, pedagang kecil kaum melarat Indonesia yang dilakukan oleh para kapitalis,
tuan-tanah, rentenir dan golongan-golongan penghisap lainnya. Ungkapan yang
sering dipakai oleh Bung Karno, dan yang paling terkenal, adalah exploitation de l’homme par l’homme
(penghisapan manusia oleh manusia). Marhaenisme, yang telah
dilahirkannya dan dikembangkannya antara tahun 1930-1933 merupakan
pemikiran-pemikiran kiri yang senafas dengan Marxisme. Menurut
Tashadi dkk (1999: 27) tujuan marhaenisme adalah untuk mengangkat derajat
manusia Indonesia, marhaenisme adalah sosialisme Indonesia dalam praktek, dan
tidak ada penghisapan tenaga seseorang oleh orang lain.
Pemikiran Bung karno dalam hal ini
menunjukkan dengan jelas bahwa baginya, kepentingan rakyat adalah tujuan akhir
dari segala-galanya. Dalam tilikan Sukarno, masa itu mayoritas penduduk
Indonesia, entah itu buruh, tukang becak, tukang asongan, nelayan, hingga
insinyur hidup seperti Pak Marhaen tadi. Mereka memiliki alat produksi, namun
hal itu tak menolong mereka untuk hidup layak. Akhirnya, ajaran ini diberi nama
Marhaenisme. Misi ajaran ini adalah terbitnya kesejahteraan sosial (sosio
demokrasi) pada seluruh kaum marhaen yang mengalami penindasan dan pengisapan
di bumi pertiwi ini.
Ada dua prinsip Marhaenisme, yakni
sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Menurut Supriadi (2007) konsep Sosio-nasionalisme
merupakan prinsip awal Marhaenisme. Sosio-nasionalisme merupakan ajaran tentang
nasionalisme dengan tujuan menyatukan bangsa Indonesia dan membebaskannya dari
segala penindasan dan penjajahan. Nasionalismenya mempunyai ciri khas yaitu mengakui
persamaan hak manusia dan persamaan hak bangsa-bangsa.
Dengan demikian sosio-nasionalisme
dikatakan sebagai nasionalisme yang anti-kapitalisme dan
anti-imperialisme. Menurut Supriadi (2007: konsep
Sementara itu,
sosio-demokrasi merupakan gagasan reaktif Sukarno terhadap demokrasi barat yang
lahir dari paham liberalisme. Paham liberalisme dimengerti Sukarno sebagai
ajaran yang hanya memberikan kebebasan di bidang politik namun tak menjamin
kebebasan di bidang ekonomi. Sukarno menunjuk bahwa di negeri-negeri yang
menganut demokrasi parlementer liberal, kapitalisme merajalela. Beliau
memberikan solusi, yaitu demokrasi di bidang politik sekaligus demokrasi di
bidang ekonomi. Intinya mau memberikan kesamaan hak bukan hanya di bidang politik
tapi juga di bidang ekonomi
Penerapan Marhaenisme
Pada Zaman Sekarang
Marhaenisme adalah
suatu gagasan yang dicetuskan oleh Soekarno, dan sangat cocok diimplementasikan
di Indonesia pada zamannya. Gagasan tersebut merupakan pengembangan marxisme
yang disesuaikan dengan budaya dan kondisi alam Indonesia. Gagasan ini dibentuk
untuk menyeleraskan ketidakmerataan dan untuk mempertahankan NKRI terhadap
kekuasaan penjajah. Pada masa itu terjadi ketidakmerataan pembangunan di
beberapa daerah berlanjut, sehingga menimbulkan kecemburuan dan memancing
gerakan di masyarakat. Dalam hal ini untuk mempertahankan NKRI, perlu
diperhatikan kebijakan pemerataan dalam pembangunan ekonomi oleh pemerintah.
Hal ini berbeda dengan Kondisi masyarakat Indonesia sekarang yang telah
mengalami kemajuan dalam segala bidang. Bangsa Indonesia saat ini sudah
mengalami perubahan yang signifikan, sehingga Marhaenisme yang digunakan
mengalami banyak perubahan karena adanya perubahan pada kondisi masyarakat
Indonesia sekarang. Masyarakat Indonesia sekarang bukan lagi berjibaku dengan
masalah pemerataan dan penjajahan, akan tetapi masyarakat Indonesia saat ini
sedang mengalami krisis sosial dan pengaruh yang kuat dari globalisasi.
Sehingga masyarakat sekarang sudah Tidak perlu memikiran tentang penjajahan ataupun
pemerataan. Masyarakat sekarang diperlukan sebagai pihak yang mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia.
Marhaenisme sebagai
suatu gagasan ideologi sedikit relevan digunakan untuk zaman sekarang.
Marhaenisme, digali Bung Karno dari lubuk hati bangsa Indonesia. Semestinya,
karakter itu masih melekat di sanubari anak bangsa. Salah satu nilai
Marhaenisme yang perlu dipahami dan dilakukan, adalah gotong royong. Ini nilai
yang wajib diangkat untuk menghadapi persaingan global, Liberalisme,
Kapitalisme. Tentu saja disesuaikan dan diubah seperlunya sesuai kebutuhan dan
perkembangan zaman sekarang. Ia mesti mencangkup unsur-unsur untuk membangun
Indonesia agar lebih baik. Marhaenisme mempunyai beberapa nilai-nilai relevan
berkarakter ke-Indonesiaan dan masih punya potensi untuk menjadi pondasi
bangsa. Kita mesti menggali nilai-nilai Indonesia yang sesungguhnya.
Memperjuangkan hal tersebut hingga Indonesia kembali menjadi negara yang
disegani. Pun sejatinya, para pemimpin dulu mempunyai ide-ide bagus soal
pengembangan negara. Hatta bilang dengan pelabuhan yang kuat, Habibie dengan
pesawat. Ide-ide yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian
kerakyatan perlu dipertimbangkan kembali.
Zaman sekarang memang
Pemikiran yang berkaitan dengan Marhaenisme hanya sebagaian orang yang
menjalankan. Tidak keseluruhan Masyarakat yang menerapkan suatu prinsip-prinsip
Yang ada pada Pemikiran Marhaenisme. Akan tetapi Jika dilihat dari sisi lain,
Bahwasanya pokok-pokok Marhaenisme masih dapat diterapkan pada kondisi zaman
sekarang.
Hal ini sangat wajar bahwasanya
marhaenisme ini sudah menajadi suatu bagian yang tidak dipisahkan dari
Indonesia. Adanya Marhaenisme bertujuan untuk memperbaiki Indonesia menjadi
yang lebih baik. Sehingga walaupun pada zaman sekarang peranaanya tidak sebesar
dulu, tetapi nilai-nilai yang adad pada marhaenisme masih sangat diperlukan
untuk zaman sekarang dan juga zaman selanjutnya
PENUTUP
Marhaenisme merupakan Salah satu
pemikiran besar yang dimunculkan oleh anak bangsa Indonesia yaitu Soekarno.
Latar yang belakan lahirnya Marhaenisme sendiri yaitu ketika soekarno melihat
bahwasanya masyarkat Indonesia Banyak mengalami suatu permasalahan. Ketika itu
permasalahan yang dihadapi yaitu merajalelanya sistem imperalisme dan juga
kapitalisme. Sehingga muncul suatu kesenjangan antara masyarakat bawah dan juga
orang-orang yang memakai faham kapitalisme. Adapun masyarakat bawah disinin
yaitu kaum pekerja rendahan seperti buruh, petani, pembantu rumah tangga dll.
Lahirnya marhaenisme bukan
semata-mata buah pemirian sendiri soekarno. Akan tetapi banyak teori-teori dari
pemikiran- pemikiran asing yang menjadi sumbernya. Pemiran asinng yang dimaksud
yaitu Marxisme dan sosialisme. Kedua teori inilah yang menjadi sumber Soekarno
memunculkan pham Marhaenisme.
Konsep Marhaensime sendiri yaitu pro
rakyat bawah. Artinya Marhaenisme merupakan suatu jembatan agar tidak lagi ada
suatu kapitalisme dan Imperalisme. Dlam prinsip Marhaenisme terdapat 2 hal yang
menonjol yaitu prinsip sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Prinsip Sosio
Nasionalisme yaitu berkaitan dengan ingin dihapuskanya Kapitalisme dan
Imperalisme. Sedangkan Sosio-demokrasi yaitu berkaitan dengan politik yang
singkron dengan ekonomi.
Zaman sekarang memang paham
Marhaenisme masih ada dan eksis. Akan tetapi paham ini sudah tidak diajadikan
suatu hal yang baik oleh masyarakat. Hal inin terkait dengan sejarah masa
lalu tentang Soekarno yang dianggap
Komunis. Marhaenisme inilah yang diajdikan suatu alasan munculnya Kkomunisme di
Indonesia. Sehingga masyarakt sekarang banyak yang melupakan paham marhaenisme.
Bahkan ada juga masayarakat yang tidak tahu-menahu tentang marhaenisme
DAFTAR
RUJUKAN
Kusumohamidjojo,
Budiono. 2014. Filsafat Politik dan Kotak
Pandora Abad 21. Yogyakarta: Jalasutra.
Saksono,
Ignatius Gatut. 2008 Marhaenisme Bung Karno. Jakarta: Rumah Belajar
Yabinkas..
Supriadi,
A. 2007. Pemikiran Soekarno Tentang
Marhaenisme. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ushuluddin Dan
Filsafat Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
Tashadi,
Harnoko, Suratmin & Suhatno. 1999. Tokoh-Tokoh
Pemikir Paham Kebangsaan: Ir. Soekarno dan K.H. Ahmad Dahlan. Jakarta: CV.
Ilham Bangun Karya.
Wilson.
2008. Orang dan Partai Nazi di Indonesia:
Kaum Pergerakan Menyambut Fasisime. Jakarta: Komunitas Bambu.