Selasa, 29 November 2016

Pemikiran Marhaenisme dan Perkembangannya



PEMIKIRAN MARHAENISME DAN PERKEMBANGANYA
 Chorida Nurul Fatonah, Dian Ternando, Indra Ari Pristianto, dan Mohammad Sirojus Silmi.
Abstrak: Marhaenisme merupakan suatu konsep pemikiran yang digagas soekarno akibat merajalelannya kekejaman imperalisme dan kapitalisme.  Marhaenisme muncul karena struktur  masyarakat  Indonesia  belum industrialis  seperti di negara barat yang terdiri atas satu golongan. Golongan yang ada di Indonesia meliputi beragam golongan seperti, petani, nelayan, buruh dan pengusaha kecil. Adanya perbedaan tersebut memunculkan pemikiran politik Soekarno.
Kata Kunci: Marhaenisme, Soekarno, Ideologi.
PENDAHULUAN
Pemikiran besar atau sering kita menyebutnya dengan ideologi merupakan suatu hasil yang diciptakan oleh manusia. Manusia menciptkan suatu pemikiran pasti adanya suatu sebab. Kebanyakan suatu ideologi muncul bebarengan dengan permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat. Ideologi disini berfungsi sebagai solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada. Walaupun hanya sebatas pemikiran manusia, tetapi disini mampu menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut. Sehingga banyak negara yang menjadikan ideologi sebagai identitas negara tersebut.
Berbicara tentang ideologi di Indonesia terdapat suatu ideologi yang dirumuskan oleh Soekarno. Ideologi tersebut dinamakan Marhaenisme.  dilihat sejarahnya Marhaenisme merupakn sebuah pemikiran soekarno yang dijadikan suatu landasan dalam kepemimpinanya di Indonesia. Marhaenisme ini sebagai bukti perjuangan soekarno. Marahaenisme sendiri  oleh Soekarno dijadikan sebuah langkah awal dalam mempersatukan seluruh kalangan masyarakat Indonesia yang pada saat itu terkotak-kotak pada berbagai jenis identitas, baik dari segi, pekerjaan, ras, agama, suku, golongan, asalkan mereka tersebut miskin dan sengsara. Memang pada saat Indonesia sendiri masih didominasi oleh imperalisme dan kapitalisme. Sehingga orang-orang yang mengalami penindasan atau juga perbedaan kelas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perumusan marhaenisme ini soekarno tidak hanya mengacu pada salah satu aliran. Akan tetapi melalui bebrapa  aliran yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, kemudian diolahnya sendiri menjadi ide baru yang dianggapnya bisa diterima oleh semua pihak. Proses semacam ini di dalam ilmu pengetahuan sosial disebut sebagai “sinkretisme”  yaitu proses menerima dan mengubah unsur-unsur yang berbeda-beda menjadi suatu yang dikehendaki oleh yang membuat proses tersebut. Masyarakat yang mengikuti paham tersebut dianamakan Marhaen. Marhaen mendasari perjuanganya untukmenguburkan Kapitalisme( Wilson, 85: 2008)
Pada era sekarang banyak orang yang tidak mengenal bahkan tidak tahu sama sekali tentang marhaenisme. Masyarakat sekarang hanya mengetahui pemikiran-pemikiran dunia yang terkenal seperti leberalisme, sosialisme, komunisme dll. Padahal marhaenisme merupakan produk dari Indonesia. Disini perlu adanya suatu pengetahuan tentang sejarah Marhaenisme sebagai langkah awal memperkenalkan hasil karya Indonesia yang dalam perkembanganya sebagai pemikiran yang berpengaruh di Indonesia.
Latar Belakang Munculnya Marhaenisme
Marhaenisme adalah ideologi yang menentang penindasan antar manusia dan bangsa. Idelogi Marhaenisme dikembangkan oleh presiden negara Indonesai yang pertama yaitu Ir. Soekarno. Hampir di seluruh belahan bumi pada abad ke 19, terdapat kelas manusia yang miskin serta tertindas, dan juga terdapat golongan manusia yang kaya serta sejahtera. Dua kaum tersebut disebut dengan kaum Borjuis dan Proletar. Borjuis merupakan kaum yang kaya, dan Ploretar merupakan kaum yang miskin dan tertindas. Pada masa itu, kaum Proletar selalu diperas tenaganya untuk bekerja dan bekerja atas perintah kaum Borjuis. Tanpa kaum Proletar, kaum Borjuis tidak bakal kaya karena kaum Proletar lah yang dapat mensejahterakan kaum Borjuis. Namun pada kenyataannya, kaum Proletar sangat bergantung pada kaum Borjuis karena lapangan pekerjaan diciptakan oleh kaum Borjuis.
Pada awalnya, Marhaenisme ini bertujuan untuk mengangkat derajat kehidupan rakyat kecil seperti petani dan buruh. Untuk mengangkat derajat orang kecil, maka muncullah pemikiran Ir.soekarno tentang bagaimana mengangkat derajat rakyat kecil dari pandangan para penguasa, serta kapitalisme dan kolonialisme Belanda. Kemunculannya di awali dengan ketika Soekarno muda sedang bergerilya dari desa satu ke desa lain, beliau bertemu dengan pak Marhaen yang merupakan seorang petani daridaerah Cigalereng Bandung. Ketika berbincang-bincang, Soekarno muda mengetahui bahwa pak Marhaen tersebut memiliki sawah, dan juga alat-alat produksi seperti diantaranya cangkul, dan bajak. Namun akibat dari kapitalisme dan kolonialisme bangsa barat, membuat produksi pertanian yang harusnya cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga menjadi sangat kurang. Setelah itu, Soekarno muda mulai berfikir dan memunculkan suatu gagasan baru tentang sebuah ideologi perjuangan sekaligus sebagai ideologi perjuangan yang di sebut dengan Marhaenisme dengan inti utama yaitu memperjuangkan nasib rakyat kecil supaya dapat hidup seahtera.
Marhaenisme merupakan suatu teori yang berkembang pada era kapitalisme. berwujud imperialisme dan kolonialisme di Indonesia pada awal abad ke20, yang  dirumuskan oleh Soekarno sebagai teori politik sekaligus teori perjuangan untuk  mempersatukan dan membebaskan rakyat Indonesia dari sistem kapitalisme tersebut. Dalam perkembangannya, Marhaenisme memang mendapatkan peran dan posisi penting  dalam masyarakat Indonesia pada masa tersebut terutama saat dijadikan sebagai asas dan ideologi suatu partai politik dan atau organisasi kemasyarakatan yang menentang sistem kapitalisme. Apalagi pada masa Soekarno menjabat sebagai Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Marhaenisme menjadi istilah yang populer di kalangan rakyat Indonesia dan banyak kebijakan-kebijakan Soekarno yang anti kapitalisme diterapkan di Indonesia. Namun dalam perkembangan selanjutnya, terutama setelah Soekarno tidak lagi berkuasa kemudian diikuti bubarnya beberapa partai politik dan dilebur kedalam satu partai politik pada masa Orde Baru, Marhaenisme seolah hilang menjadi suatu istilah yang semakin asing didengar apalagi diwacanakan khususnya dalam perpolitikan Indonesia. Namun, di sisi lain, kapitalisme justru semakin berkembang dan tumbuh mendominasi dunia dengan wujudnya yang tidak lagi penjajahan secara fisik, akan tetapi menjelma kedalam suatu ide-ide dalam pemikiran-pemikiran politik dan ekonomi suatu negara, tidak terkecuali Indonesia.

Teori-Teori Yang Mendasari Munculnya Marhaenisme
            Keberadaan Marhaenisme tidak terlepas dari pemikiran-pemikran lain didalamnya. Banyak juga factor-faktor lain yang mendasarinya. Kemunculan marhaenisme tidak terlepas dari pemikiran Soekarno. Soekarno dalaam merumuskan Marhenisme, banyak dibantu ideologi-ideologi lain. Marxisme merupakan salah satu pemikran barat yang dijadikan dasar perumusan Marhaenisme.
            Marxisme merupakan salah satu teori yang diciptakan oleh Karl Marx. Kemunculan Martxisme sendiri, dapat dipandang sebagai respons terhadap reaksi terhadap dampak dari kapitalisme muda abad ke 18( Budiono,205:2014).
Marxisme merupakan suatu ajaranyang kompleksdan telah membaku sebagai cara pandang yang mencakup politik,ekonomi, dan sosiologi yang didasarkan pada interpretasi yang materialistic terhadap sejarah, kapitalisme dan teori perubahan social, serta pandangan yang ateistik mengenai pembebasan manusia. Marxisme dijadikan dasar karena didalamnya termuat nilai-nilai kemanusian yang bertujuan pemebebsan terhadap kapitalisme. Saat kemunculan Marhaenisme memang Indonesia sedang berada pada masa mayoritas dikuasi oleh kapitalisme. Akan tetapi penerapan Marxisme di Indonesia berbeda dengan yang ada di negara asalnya. Marxisme yang diterapkan sesuai dengan keadaan Masyarakat Indonesia. Tidak heran Marhaenisme sering dikenal dengan Marxisme Indonesia.
            Tidak hanya Marxisme yang menjadi dasar pemikiran Marhaenisme Soekarno. Sosialisme merupakan salah satu teori pemikran dunia yang diambil sedikit pemikiranya. Istilah sosialisme merupakan milok dari banyak bidang wacana, tetapi terutama bidang ekonomi, politik dan filsafat. Saint-Simon merupakan orang pertama yang memunculkan nama sosialisme. Sosialisme digunakan oleh masyarakat sosialis yang bertumpu pada kesetaraan kesempatan dan akan menghapuskan aspek-aspek negatife kapitalisme. Penghapusan aspek-aspek negatife kapitalisme inilah yang menjadi dasar terbentuknya Marhaenisme Soekarno.

Konsep Ideologi Marhaenisme
Marhaenisme mengangkat masalah penindasan rakyat kecil yang terdiri dari kaum tani miskin, petani kecil, buruh miskin, pedagang kecil kaum melarat Indonesia yang dilakukan oleh para kapitalis, tuan-tanah, rentenir dan golongan-golongan penghisap lainnya. Ungkapan yang sering dipakai oleh Bung Karno, dan yang paling terkenal, adalah exploitation de l’homme par l’homme (penghisapan manusia oleh manusia). Marhaenisme, yang telah dilahirkannya dan dikembangkannya antara tahun 1930-1933 merupakan pemikiran-pemikiran kiri yang senafas dengan Marxisme. Menurut Tashadi dkk (1999: 27) tujuan marhaenisme adalah untuk mengangkat derajat manusia Indonesia, marhaenisme adalah sosialisme Indonesia dalam praktek, dan tidak ada penghisapan tenaga seseorang oleh orang lain.
Pemikiran Bung karno dalam hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa baginya, kepentingan rakyat adalah tujuan akhir dari segala-galanya. Dalam tilikan Sukarno, masa itu mayoritas penduduk Indonesia, entah itu buruh, tukang becak, tukang asongan, nelayan, hingga insinyur hidup seperti Pak Marhaen tadi. Mereka memiliki alat produksi, namun hal itu tak menolong mereka untuk hidup layak. Akhirnya, ajaran ini diberi nama Marhaenisme. Misi ajaran ini adalah terbitnya kesejahteraan sosial (sosio demokrasi) pada seluruh kaum marhaen yang mengalami penindasan dan pengisapan di bumi pertiwi ini.
Ada dua prinsip Marhaenisme, yakni sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Menurut Supriadi (2007) konsep Sosio-nasionalisme merupakan prinsip awal Marhaenisme. Sosio-nasionalisme merupakan ajaran tentang nasionalisme dengan tujuan menyatukan bangsa Indonesia dan membebaskannya dari segala penindasan dan penjajahan. Nasionalismenya mempunyai ciri khas yaitu mengakui persamaan hak manusia dan persamaan hak bangsa-bangsa.
Dengan demikian sosio-nasionalisme dikatakan sebagai  nasionalisme yang anti-kapitalisme dan anti-imperialisme. Menurut Supriadi (2007: konsep
Sementara itu, sosio-demokrasi merupakan gagasan reaktif Sukarno terhadap demokrasi barat yang lahir dari paham liberalisme. Paham liberalisme dimengerti Sukarno sebagai ajaran yang hanya memberikan kebebasan di bidang politik namun tak menjamin kebebasan di bidang ekonomi. Sukarno menunjuk bahwa di negeri-negeri yang menganut demokrasi parlementer liberal, kapitalisme merajalela. Beliau memberikan solusi, yaitu demokrasi di bidang politik sekaligus demokrasi di bidang ekonomi. Intinya mau memberikan kesamaan hak bukan hanya di bidang politik tapi juga di bidang ekonomi

Penerapan Marhaenisme Pada Zaman Sekarang
Marhaenisme adalah suatu gagasan yang dicetuskan oleh Soekarno, dan sangat cocok diimplementasikan di Indonesia pada zamannya. Gagasan tersebut merupakan pengembangan marxisme yang disesuaikan dengan budaya dan kondisi alam Indonesia. Gagasan ini dibentuk untuk menyeleraskan ketidakmerataan dan untuk mempertahankan NKRI terhadap kekuasaan penjajah. Pada masa itu terjadi ketidakmerataan pembangunan di beberapa daerah berlanjut, sehingga menimbulkan kecemburuan dan memancing gerakan di masyarakat. Dalam hal ini untuk mempertahankan NKRI, perlu diperhatikan kebijakan pemerataan dalam pembangunan ekonomi oleh pemerintah. Hal ini berbeda dengan Kondisi masyarakat Indonesia sekarang yang telah mengalami kemajuan dalam segala bidang. Bangsa Indonesia saat ini sudah mengalami perubahan yang signifikan, sehingga Marhaenisme yang digunakan mengalami banyak perubahan karena adanya perubahan pada kondisi masyarakat Indonesia sekarang. Masyarakat Indonesia sekarang bukan lagi berjibaku dengan masalah pemerataan dan penjajahan, akan tetapi masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami krisis sosial dan pengaruh yang kuat dari globalisasi. Sehingga masyarakat sekarang sudah Tidak perlu memikiran tentang penjajahan ataupun pemerataan. Masyarakat sekarang diperlukan sebagai pihak yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia.
Marhaenisme sebagai suatu gagasan ideologi sedikit relevan digunakan untuk zaman sekarang. Marhaenisme, digali Bung Karno dari lubuk hati bangsa Indonesia. Semestinya, karakter itu masih melekat di sanubari anak bangsa. Salah satu nilai Marhaenisme yang perlu dipahami dan dilakukan, adalah gotong royong. Ini nilai yang wajib diangkat untuk menghadapi persaingan global, Liberalisme, Kapitalisme. Tentu saja disesuaikan dan diubah seperlunya sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman sekarang. Ia mesti mencangkup unsur-unsur untuk membangun Indonesia agar lebih baik. Marhaenisme mempunyai beberapa nilai-nilai relevan berkarakter ke-Indonesiaan dan masih punya potensi untuk menjadi pondasi bangsa. Kita mesti menggali nilai-nilai Indonesia yang sesungguhnya. Memperjuangkan hal tersebut hingga Indonesia kembali menjadi negara yang disegani. Pun sejatinya, para pemimpin dulu mempunyai ide-ide bagus soal pengembangan negara. Hatta bilang dengan pelabuhan yang kuat, Habibie dengan pesawat. Ide-ide yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian kerakyatan perlu dipertimbangkan kembali.
Zaman sekarang memang Pemikiran yang berkaitan dengan Marhaenisme hanya sebagaian orang yang menjalankan. Tidak keseluruhan Masyarakat yang menerapkan suatu prinsip-prinsip Yang ada pada Pemikiran Marhaenisme. Akan tetapi Jika dilihat dari sisi lain, Bahwasanya pokok-pokok Marhaenisme masih dapat diterapkan pada kondisi zaman sekarang.
Hal ini sangat wajar bahwasanya marhaenisme ini sudah menajadi suatu bagian yang tidak dipisahkan dari Indonesia. Adanya Marhaenisme bertujuan untuk memperbaiki Indonesia menjadi yang lebih baik. Sehingga walaupun pada zaman sekarang peranaanya tidak sebesar dulu, tetapi nilai-nilai yang adad pada marhaenisme masih sangat diperlukan untuk zaman sekarang dan juga zaman selanjutnya

PENUTUP
            Marhaenisme merupakan Salah satu pemikiran besar yang dimunculkan oleh anak bangsa Indonesia yaitu Soekarno. Latar yang belakan lahirnya Marhaenisme sendiri yaitu ketika soekarno melihat bahwasanya masyarkat Indonesia Banyak mengalami suatu permasalahan. Ketika itu permasalahan yang dihadapi yaitu merajalelanya sistem imperalisme dan juga kapitalisme. Sehingga muncul suatu kesenjangan antara masyarakat bawah dan juga orang-orang yang memakai faham kapitalisme. Adapun masyarakat bawah disinin yaitu kaum pekerja rendahan seperti buruh, petani, pembantu rumah tangga dll.
            Lahirnya marhaenisme bukan semata-mata buah pemirian sendiri soekarno. Akan tetapi banyak teori-teori dari pemikiran- pemikiran asing yang menjadi sumbernya. Pemiran asinng yang dimaksud yaitu Marxisme dan sosialisme. Kedua teori inilah yang menjadi sumber Soekarno memunculkan pham Marhaenisme.
            Konsep Marhaensime sendiri yaitu pro rakyat bawah. Artinya Marhaenisme merupakan suatu jembatan agar tidak lagi ada suatu kapitalisme dan Imperalisme. Dlam prinsip Marhaenisme terdapat 2 hal yang menonjol yaitu prinsip sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Prinsip Sosio Nasionalisme yaitu berkaitan dengan ingin dihapuskanya Kapitalisme dan Imperalisme. Sedangkan Sosio-demokrasi yaitu berkaitan dengan politik yang singkron dengan ekonomi.
            Zaman sekarang memang paham Marhaenisme masih ada dan eksis. Akan tetapi paham ini sudah tidak diajadikan suatu hal yang baik oleh masyarakat. Hal inin terkait dengan sejarah masa lalu  tentang Soekarno yang dianggap Komunis. Marhaenisme inilah yang diajdikan suatu alasan munculnya Kkomunisme di Indonesia. Sehingga masyarakt sekarang banyak yang melupakan paham marhaenisme. Bahkan ada juga masayarakat yang tidak tahu-menahu tentang marhaenisme


















DAFTAR RUJUKAN

Kusumohamidjojo, Budiono. 2014. Filsafat Politik dan Kotak Pandora Abad 21. Yogyakarta: Jalasutra.
Saksono, Ignatius Gatut. 2008 Marhaenisme Bung Karno. Jakarta: Rumah Belajar Yabinkas..
Supriadi, A. 2007. Pemikiran Soekarno Tentang Marhaenisme. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
Tashadi, Harnoko, Suratmin & Suhatno. 1999. Tokoh-Tokoh Pemikir Paham Kebangsaan: Ir. Soekarno dan K.H. Ahmad Dahlan. Jakarta: CV. Ilham Bangun Karya.
Wilson. 2008. Orang dan Partai Nazi di Indonesia: Kaum Pergerakan Menyambut Fasisime. Jakarta: Komunitas Bambu.